Skip to main content

Pilih Foke atau Jokowi ?

Menonton video Debat cagub Pilkada DKI yang secara kebetulan sempat saya unduh disela kegiatan Sosialisasi perpres hari selasa lalu, seakan menyadarkan saya akan banyak hal.

Pertama soal bahasa, etika dan komunikasi politik. Adalah Foke, incumbent dalam Pilkada DKI yang tampak sangat emosional dalam menanggapi semua kritikan Jokowi dan pasangan Ahok, ditambah saat presenter berusaha menyela tanggapan Beliau. Jika dibandingkan dengan apa yang diharapkan, sungguh sayang apabila kata-kata ‘This is My Show’ terlontar begitu arogannya seakan ia lupa bahwa presenter pula merupakan cerminan audiens dan penonton dirumah, yang notabene bisa jadi merupakan calon pemilihnya kelak. Demikian halnya dengan sang Cawagub, Nara tampak melontarkan Joke berbau SARA ‘Haiya Ahok’. Memang sih boleh-boleh saja mereka mengatakan ‘itu hanya sekedar bercanda’ namun hati pemilih, siapa tahu ?

Berbeda dengan pasangan Jokowi Ahok yang memang tampil santai namun serius dalam menanggapi banyak hal, isyu serta pendapat lawan tanding mereka. Bukan, saya bukan membela mereka, namun fakta telah memperlihatkan bahwa beginilah sosok pasangan Cagub-Cawagub yang seharusnya.

Kedua, SARA. Lontaran joke oleh Nara seperti tersebut diatas mungkin baru sebagaian kecil. Namun apa yang kerap dilontarkan oleh pasangan Cagub nomor urut 1 ini dalam beberapa kampanyenya memang sangat menohok keberadaan Cawagub asal Bangka Belitung, Pak Ahok. Padahal jika kita mau melihat bagaimana seharusnya seorang pemimpin tampil didepan publik, terlepas dari embel-embel SARA, ya lihatlah pada penampilan Pak Ahok sepanjang Debat Cagub.

Ketiga, Kepercayaan dan Janji. Ini adalah modal besar dari sebuah kampanye dan pilkada. Sayangnya secara pribadi saya menyayangkan sepak terjang sang Incumbent yang memang gag sesuai dengan harapan banyak pemilih 5 tahun lalu. Itu sebabnya ketika yang bersangkutan menyatakan ‘akan, rencananya, nanti…’, semua malah bertanya-tanya, apa yang telah dilakukan selama 5 tahun ini ?

Dan Keempat yang saya rasakan adalah aura Peperangan, saling menyindir dan menjatuhkan di sepanjang Debat. Memang sih ini lumrah dan biasa, tapi… ah sudahlah…

Sesuai jadwal, hari ini 20 September 2012 menjadi tonggak bersejarah bagi semua masyarakat DKI Jakarta. Karena hari ini mereka akan turut serta menentukan arah kemana Jakarta akan berlari.

Mungkin banyak dari kita yang akan mengingat bahwa Pilkada kali ini adalah yang terunik dan mahal. Bayangkan saja saat masa kampanye, kebakaran berturut-turut terjadi di seantero jakarta yang disinyalir untuk membungkam suara yang pada putaran pertama memilih pasangan lain. Ditenggarai demikian lantaran lokasi kebakaran merupakan kantong-kantong suara terbanyak dari salah satu Cagub.

Belum lagi Twitwar yang digawangi oleh akun @TrioMacan2000. Yang pada awalnya mencela pasangan nomor satu, namun di putaran kedua, menghajar habis pasangan Jokowi Ahok dengan ratusan bahkan ribuan twit bernuansa SARA. Dari sini tampak jelas keberpihakan akun yang dahulunya banyak digugu oleh Tweeps dunia maya, namun kini rata-rata memilih untuk tidak memperdulikannya lagi.

Jakarta hari ini akan memilih, jika bisa gunakanlah hak pilih Anda sebaik mungkin. Bisa jadi akan banyak tantangan yang dihadapi untuk menyalurkan aspirasi dan pilihan, bukan tidak mungkin itu akan menyangkut masa depan kalian.

Dan untuk kedua Calon Cagub yang bertanding, semoga dapat legowo menerima hasil pemilihan putaran kedua kali ini, dan tidak mengobarkan kebencian atas nama rakyat pada sang pemenang. Cheers Up.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian