Skip to main content

Pengembangan Teknologi Akses Komunikasi Data untuk LPSE (bagian 1)

Tulisan berikut merupakan Materi yang kami sampaikan mewakili LPSE Badung dalam Rakor LPSE Nasional ke-7 di Hotel Sanur Paradise 21 – 23 November 2011 lalu. Adapun materi ini disampaikan bersama empat orang Narasumber lainnya dalam salah satu sesi di Ruang Negara 22 November 2011 pada pukul 13.00 wita. Sekedar informasi bahwa hal yang melatarbelakangi lahirnya Materi tersebut adalah berangkat dari kesulitan serta pengalaman kami, Admin PPE dan Admin Agency LPSE Badung dalam berkoordinasi dan berkonsultasi dengan HelpDesk LKPP Pusat, dalam usahanya mengelola aplikasi SPSE Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.

Disamping itu, sudah sepatutnyalah kami bersyukur atas segala daya upaya dan ketajaman ilmu yang kami dapatkan selama setahun terakhir pasca kepemilikan perangkat ponsel Android yang kemudian menjadi sebuah alternatif solusi bagi kesulitan yang kami alami sepanjang tahun 2011 lalu.

Mengingat media BLoG www.pandebaik.com merupakan media publikasi pribadi, maka untuk penyajian Materi “Pengembangan Teknologi Akses Komunikasi Data untuk LPSE” akan kami pecah menjadi beberapa bagian tulisan agar tak menghabiskan ruang terlalu panjang. Dan di bagian akhir akan kami sertakan pula soft copy Materi dalam dua bentuk format file, pertama format digital lengkap sedari Abstrak, Latar Belakang, Pembahasan dan Kesimpulan, sedang format kedua menyajikan Materi yang dalam format Presentasi, sesuai dengan apa yang telah kami sampaikan saat Rakor LPSE Nasional ke-7 tempo hari.

Semoga saja pemikiran kecil yang kami sumbangkan kali ini dapat memberikan banyak manfaat kedepannya baik bagi kelangsungan LPSE secara intern ataupun ekstern dengan pihak-pihak yang berkaitan.

ABSTRAK

Salah satu konsekuensi dari pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah munculnya beban biaya komunikasi baik untuk komunikasi data dalam hal ini biaya bandwidth perangkat dan sistem maupun biaya pulsa percakapan (voice).

Dalam prakteknya pembengkakan biaya seringkali terjadi pada biaya percakapan daripada biaya bandwidth yang cenderung tetap, digunakan secara optimal atau tidak. Pembengkakan tersebut terjadi sebagai akibat dari kegiatan komunikasi verbal/suara yang harus dilakukan dalam rangka melaksanakan fungsi organisasi yaitu terkait bantuan teknis (helpdesk) kepada pengguna aplikasi LPSE (Panitia/Pokja ULP serta Penyedia Barang/Jasa) maupun untuk kepentingan koordinasi, baik antar sesama anggota LPSE maupun dengan LKPP sebagai induk organisasi tertinggi.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat, ternyata memberikan peluang untuk menjawab permasalahan diatas. Dimana saat ini ada beberapa perangkat keras dan aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi secara intens namun tidak menimbulkan beban biaya.

Pemanfaatan beberapa aplikasi seperti Skype, Viber dan Tango yang menggunakan teknologi berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP) merupakan alternatif pilihan yang cukup efektif untuk keperluan komunikasi verbal/suara sedangkan pemanfaatan jejaring sosial seperti tweeter dapat menjadi alternatif yang efektif untuk berbagi informasi secara tulisan.

Kedua alternatif diatas murni memanfaatkan akses komunikasi data (bandwidth) yang setiap bulannya menjadi beban biaya rutin yang harus dibayarkan LPSE dalam mendukung operasional perangkat dan sistem.

Kata Kunci : LPSE, VoIP, Skype, Viber, Tango, Twitter, Komunikasi, Data, Voice

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian