Skip to main content

Samsung Galaxy S Wifi 5.0, Internet Tablet Plus Router Wireless

Saat berada dalam genggaman, perangkat Internet Tablet Samsung Galaxy S Wifi 5.0 tampak seperti sebuah ponsel yang begitu pas ditangan. Maklum, dengan ukuran tangan yang jempol semua bersanding dengan dimensi perangkat 14×8 cm, seorang kawan bahkan masih sempat meledek ‘nah, itu baru ponsel namanya ‘Nde…’ hehehe…

Memang, ketika disandingkan dengan perangkat Samsung Galaxy Ace S5830 yang selama ini saya gunakan, membuatnya tampak seperti mainan anak-anak yang kerap ditelantarkan MiRah putri saya. Namun secara penampilan luar, tombol Home yang berbentuk persegi panjang dibandingkan 5”diagonal layar jadi terkesan agak dipaksakan.

Masuk ke bagian Menu, tampak grid 4×5 termasuk ToolBar disisi bawah khas tampilan ponsel rilisan Samsung layar lebar. Sedangkan tampilan Icon, sempat mengingatkan saya pada tampilan Menu milik Samsung Galaxy Tab 7”versi awal. Sayangnya begitu tahu sistem operasi yang disematkan dalam perangkat masih mengadopsi versi 2.2 Froyo, sempat kecewa juga mengingat standar OS yang dirilis Samsung akhir tahun 2011 ini rata-rata sudah versi 2.3 GingerBread.

Datang dengan Procie 1 GHz dan 8 GB Internal Storage ditambah slot memory card, sepertinya sudah cukup memuaskan untuk sebuah perangkat Internet Tablet. Sayangnya, resolusi kamera yang dibekali pada bagian punggung masih mengadopsi 3,2 MP saja , yang syukurnya sih sudah didampingi dengan lampu flash LED. Seperti biasa, seperti perangkat Android Samsung lainnya, untuk tombol Capture, tetap mengandalkan tombol pada layar sentuh, bukan fisikal pada sisi samping perangkat.  Ditambah keberadaan secondary kamera depan dengan resolusi VGA yang dapat digunakan untuk melakukan Video Call, perangkat Samsung Galaxy S Wifi 5.0pun kelihatannya sudah mendukung Flash Player.

Untuk Daya, Samsung Galaxy S Wifi 5.0 dibekali batere tertutup layaknya perangkat iPhone sebesar 2500 mAh yang sepertinya sudah cukup mumpuni melayani aktifitas perangkat yang notabene minus kemampuan seluler, telepon dan sms.

Menilik namanya, perangkat Samsung Galaxy S Wifi 5.0 hanya dibekali dengan koneksi jaringan Wifi minus 3G, yang artinya secara default pengguna perangkat diharuskan mencari jaringan wifi atau hotspot terdekat agar perangkat dapat berfungsi secara optimal sebagai Internet Tablet. Namun jangan khawatir, dalam paket pembelian resmi, Samsung Galaxy S Wifi 5.0 telah dibekali Modem Wifi Router Wireless EVDO SmartFren yang kalo ditaksir berharga sekitar 900ribuan.

Dengan kisaran harga 3,1 Juta, itu artinya harga sebenarnya yang harus ditebus oleh pengguna untuk perangkat ini sekitar 2,2 Juta saja. Murah bukan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian