Skip to main content

Dari Honda Tiger 1998 ke Yamaha Scorpio 2011

Melepas rekan kerja yang sudah diajak malang melintang selama 13 tahun bisa dikatakan sangatlah berat, namun ketimbang terjadi apa-apa nanti mungkin keputusan inilah yang terbaik.

Tiga belas tahun tergolong cukup lama sudah si Silver Tiger menemani hari. Sejak masa perkuliahan, kerja, pacaran hingga menikah, ia tetap setia mengantar kemanapun dan sejauh apapun. Terhitung sejak kepindahan lokasi kerja ke Puspem Badung di Sempidi Mengwi, praktis mulai jarang digunakan lagi.

Salah satu pertimbangan utama selain wajah yang gahar agar sesuai dengan proporsi tubuh yang terbilang diatas rata-rata adalah panjang dudukan atau jok sadel yang minimal bisa digunakan untuk gandengan samping cara ibu-ibu. Selama 13 tahun, Honda Tiger mampu mengakomodir pertimbangan tersebut, itu sebabnya ketika memutuskan untuk mencari rekan baru, Honda Tiger Evolution dengan double head lamp merupakan pilihan pertama yang masuk dalam daftar. Tapi bukanlah satu keputusan yang disarankan ‘ungkap seorang adik’ apabila mengganti kendaraan dengan jenis sama walaupun berbeda tahun.

Sayangnya jika ditilik dari segi penampilan, Honda Tiger yang kini sudah memiliki porsi tangki yang lebih tinggi ketimbang pendahulunya, masih kalah gahar dengan Yamaha Byson yang punya penampilan ala Naked Bike, satu gaya yang sejak dulu menjadi impian. Gaharnya Byson bisa jadi disebabkan oleh kekarnya perwajahan tangki yang ternyata setelah diraba dalemannya hanya merupakan sebuah asesoris hiasan belaka. Lantaran hanya berupa tambahan inilah, pemilik Byson kemudian bisa menambahkan besaran tangki yang lebih garang dengan mudah.

Meski demikian, apabila dikembalikan ke pertimbangan utama, Yamaha Byson bukanlah pilihan yang mampu mengakomodir kebutuhan tersebut. Setelah menjajal beberapa saat, persoalan dudukan atau jok bisa dikatakan hanya menyisakan panjang tak sampai sejengkal tangan, yang artinya bakalan susah kalo digunakan untuk gandengan samping.

Pilihan lain yang diberikan adalah Yamaha Scorpio, saudara sekelahiran Byson namun memiliki blok mesin lebih besar jika dibandingkan dengan Honda Tiger sekalipun. Sayang, lantaran minimnya orang yang menunggangi Scorpio dijalanan, pikiran sempat mencoretnya dari daftar apalagi ketika mengingat perwajahannya beberapa tahun lalu yang lebih mirip RX King rilis jadul ketimbang motor masa kini.

Setelah berjuang telpon sana sini ke dealer Yamaha seputaran Kota Denpasar, tak satupun dari mereka yang punya stok persediaan Scorpio di showroom. Namun sebagai saran tambahan, mereka mengajukan satu tempat yang sama untuk dijadikan tujuan berikutnya. Agung Motor di Jalan Diponegoro utara.

Setelah menyasar ke lokasi dimaksud, akhirnya jadi jua melihat secara langsung perwajahan Yamaha Scorpio yang ternyata secara dudukan mampu mengakomodir kebutuhan seperti pertimbangan utama diatas. Sisa jengkal kurang lebihnya sama dengan dudukan jok Honda Tiger. Maka tak menunggu waktu lama, proses adminsitrasi pembelianpun diurus.

Dengan kisaran harga pertengahan antara rentang Yamaha Byson dengan Honda Tiger Evolution, Yamaha Scorpio bisa dikatakan memiliki berat dan tinggi bodi yang lebih dibanding keduanya. Itu sebabnya, ketika berusaha untuk memarkirkannya dengan standar ganda, cukup membuat tenaga melonjak untuk bisa melakukannya.

Kini, Yamaha Scorpio generasi 2011 telah menjadi pengganti Silver Tiger 1998 yang per minggu kemarin secara resmi berpindah tangan. Apakah performa Scorpio mampu menggantikan Tiger secara keseluruhan ? tunggu dijajal dulu. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja