Skip to main content

SamSung I5700 Galaxy Spica memang ManTap !!!

Surprised ketika seorang rekan kantor akhirnya memutuskan untuk memilih SamSung I5700 Galaxy Spica sebagai ponsel sekaligus rekan kerjanya ketimbang Nokia E75. Bisa jadi lantaran secara bentuk yang jauh lebih dandy untuk ditenteng bisa juga lantaran banyak hal yang bisa dipelajari lagi dari sebuah kemajuan teknologi bernama Android.

Sistem Operasi Android memang bukan hal baru lagi hari ini, namun jika disandingkan dengan sistem operasi lainnya yang biasa digunakan pada sebuah ponsel pintar (smartphone) bisa jadi Android merupakan yang terkini. Beberapa seri keluaran vendor ponsel ternama tercatat HTC, Sony Ericsson, Samsung, LG dan Motorola sudah mencoba untuk mengadopsinya. Tidak ketinggalan brand lokal seperti IMO, huawei dan i-Mobile.

SamSung I5700 Galaxy Spica merupakan sebuah ponsel yang pada awalnya mengadopsi Android versi 1.5 atau yang dikenal dengan kode Cupcake, namun pada handset yang sempat dijajal selama 3 hari di Jakarta kemarin tampaknya sudah di-upgrade ke versi 2.1 atau yang dikenal dengan kode Éclair. Pembaharuan versi sistem operasi Android ini tentu saja membawa banyak perubahan dibandingkan versi Cupcake sebelumnya. Penambahan fitur Android Market yang dapat digunakan untuk mengunduh aplikasi baik berbayar ataupun gratis, penambahan jumlah akun email yang dapat disertakan sampai penambahan jumlah halaman Homescreen untuk mengakses Menu. Tak ketinggalan penyempurnaan berbagai bugs yang ada dalam versi sebelumnya.

Untuk mengaktifkan layar ponsel dapat dilakukan dengan menggeser gambar kunci gembok kesamping kanan. Satu inovasi yang dirintis oleh iPhone. Fungsi lainnya adalah untuk menerima panggilan masuk secara cepat. Layar Homescreen terlihat begitu lega dan lapang.

Ada 3 (tiga) halaman utama yang dapat diakses sebagai tampilan Menu yang dapat dikembangkan menjadi 9 (sembilan) ditambah beberapa Menu Widget milik Samsung. Akses halaman ini serupa pula dengan iPhone, dimana pengguna tinggal menggeser halaman dengan sapuan jari baik ke kiri maupun kanan halaman utama. Ohya, Samsung Spica tidak menyediakan stylus dalam penggunaannya. Namun jangan khawatir, sensitifitas layar dalam memberi reaksi sapuan jari tampaknya tidak jauh berbeda dengan iPhone.

Pada layar utama ada (5) lima aktifitas yang dapat dilakukan dengan jari. Pertama men-tap sekali pada icon aplikasi untuk menjalankannya, Kedua men-tap dan menahan icon aplikasi untuk memindahkannya ke tempat sampah (menghapus icon), Ketiga men-tap dan menahan halaman atau background untuk menambahkan shortcut/icon aplikasi, daftar contact serta widget, Keempat menggeser tanda panah pada sisi bawah halaman untuk menampilkan Menu dan Kelima men-tap dan menggeser taskbar atas untuk menampilkan halaman Log atau catatan penerimaan meliputi panggilan, sms atau pesan, kiriman hingga sambungan.

Untuk pengoperasian Menu dan fitur yang ada tidak jauh berbeda dengan penggunaan ponsel pintar lainnya. Sebagai tambahan disediakan pula satu tombol (softkey kiri) yang dapat difungsikan sebagai akses bantuan dalam mengakses Menu atau fitur tersebut. Tombol pengaturan suara yang terdapat pada sisi kiri ponsel dapat dipergunakan sebagai akses cepat untuk mengubah profil menjadi Silent (tanpa suara) dan General. Tidak lupa ada fitur sensor Accelerometer yang mampu mengubah tampilan menjadi landscape saat ponsel diposisikan mendatar. Fitur ini dirasa sangat membantu terutama bagi mereka yang berjari besar saat mengetik dengan keyboard virtual.

Yang patut diakui sebagai nilai positif dari Samsung Spica adalah prosesor 800 MHz yang digunakan membuat aksi pengoperasian makin gegas hingga nyaris tidak ada jeda dalam akses Menu dan fitur, dukungan GPS receiver lengkap dengan Digital Compass, A-GPS dan GeoTagging pada fungsi kamera, koneksi WiFi plus 3G HSDPA, serta dukungan multimedia MP4/DivX dan WMA. Tidak lupa aplikasi tambahan untuk jejaring sosial FaceBook, My Space dan tentu saja YouTube.

SamSung I5700 Galaxy Spica pada akhirnya sangat saya rekomendasikan bagi Rekan-rekan yang ingin merasakan pengalaman berbeda dalam berinteraksi dengan sebuah ponsel pintar (smartphone). Banyak hal baru yang bisa dipelajari dan dinikmati disamping karena faktor harga yang sangat terjangkau untuk sebuah ponsel pintar. Kalo gak salah sudah turun pada harga 2,65 juta. Bandingkan dengan para sejawatnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian