Skip to main content

Nikmatnya Android 1.5 CupCake

Tidak banyak kesulitan yang saya hadapi ketika mencoba sistem operasi Android yang diadopsi Samsung I5700 Galaxy Spica tempo hari. Saya katakan demikian karena sebelum memegang dan meng-explore Samsung Spica tersebut, saya berkesempatan menjajal sistem operasi versi 1.5 atau yang dikenal dengan kode CupCake melalui laptop.

Sistem Operasi Android 1.5 CupCake ini sebenarnya hanyalah sebuah emulator atau software yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin membuat dan mengembangkan aplikasi agar bisa berjalan pada Android. Kurang lebih sama dengan yang saya jajal beberapa waktu lalu saat menjajal Windows Mobile baik bertipe Smartphone maupun PocketPC juga BlackBerry dan tentu saja Symbian.

Android versi 1.5 ini dapat dijalankan melalui sebuah pc atau laptop yang berbasis Windows (saya gunakan Vista) dengan bantuan aplikasi Sun Virtual Box, sebuah aplikasi yang mampu menjalankan sistem operasi yang berbeda diatas sistem operasi yang digunakan. Hanya saja untuk dapat menjalankan aplikasi ini dengan baik, diperlukan space hard disk yang memadai serta memory (RAM) yang kelak akan dibagi secara permanen. Aplikasi bantuan ini sebenarnya saya pergunakan juga untuk menjalankan aplikasi LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) yang berbasis Linux Debian.

Ketika Android versi 1.5 CupCake berhasil dijalankan, pengguna akan mendapati tampilan Homescreen seperti gambar diatas. Perilaku yang pernah saya tuliskan sebelumnyapun dapat dilakukan. Demikian pula saat mengakses tampilan Menu dan tentu saja pengaturannya.

Seperti halnya Software Development lainnya yang pernah saya coba, ada beberapa fitur yang tidak dapat diakses seperti halnya menjajal Samsung Spica tempo hari. Namun secara umum pengoperasian Android tetap sama.

Sapuan jari yang dilakukan pada layar ponsel dapat digantikan dengan mouse, tinggal klik kiri dan geser. Demikian pula halnya dengan tap dan tahan untuk memunculkan shortcut atau menghapus icon aplikasi. Sedikit berbeda dengan tampilan Samsung Spica, layar Homescreen ditampilkan secara mendatar alias landscape. Dalam penggunaannya, telah disertakan dua buah games yang dapat dimainkan.

Android versi 1.5 ini dapat diunduh dari alamat berikut (code google) oleh pengguna awam sekalipun dengan dua tahap pengunduhan untuk dua file, yang nantinya kedua file tersebut dapat disatukan dengan menggunakan aplikasi hjsplit yang juga dapat diunduh dari alamat yang sama. Adapun besaran file setelah digabungkan kurang lebih sekitar 180,8 MB dan berupa file yang terkompresi (format iso). File ini dapat dijalankan melalui cd-rom maupun flash disk dengan bantuan aplikasi Sun Virtual Box tadi.

Sekedar informasi tambahan, aplikasi Sun Virtual Box sendiri dapat diunduh dari alamat berikut atau langsung menuju Sun Microsystem dengan besaran file sekitar 74,2 MB.

Berminat mencobanya ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian