Skip to main content

Berburu Ponsel Branded Harga dibawah 2 Juta Rupiah

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang ‘Kini Saatnya Berburu Ponsel Branded’, berikut saya berikan beberapa pilihan yang dapat dijadikan alternatif pada kisaran harga dibawah dua juta rupiah.

Dari brand teratas tersedia Nokia E63 (dan sebentar lagi ditambah dengan seri C3) yang memiliki bentuk trend melebar dengan keypad QWERTY plus koneksi Wifi, Nokia 7230 dan Nokia X3 yang memiliki bentuk slide standar kebawah namun memiliki kamera 3,2 MP dan sudah mendukung frekuensi 3G,  dari bentuk candybar diwakili oleh Nokia C5 yang sudah mendukung 3G beserta Nokia 6303i yang tanpa koneksi 3G namun keduanya sama-sama memiliki kamera 3,2 MP dan terakhir dari bentukan layar sentuh atau Touch screen ada Nokia 5230 yang merupakan seri murah Nokia 5800 eXpressMusic.

Dari jajaran ponsel milik Sony Ericsson rata-rata pada kisaran harga ini mengadopsi kamera dengan resolusi maksimal sebesar 3,2 MP saja. Bentuk candybar diwakilkan oleh SE K770i, SE T700i dan SE C510. Bentukan slide diwakilkan oleh seri SE T715 dan SE W595i sedangkan bentukan clamshell  atau lipat diwakilkan oleh seri SE F100i Jalou dan SE W508. Perlu diketahui bahwa untuk semua seri tersebut belum mendukung koneksi Wifi.

Brand Samsung sendiri mengusung bentukan slide yaitu seri U900 Soul dengan mengandalkan kamera 5 MP, bentukan Layar sentuh atau Touch screen menyajikan Samsung Corby dan Samsung Star Wifi dengan resolusi kamera 3,2 MP dan terakhir dari bentukan gembul berkeypad QWERTY menampilkan seri C6625 yang sudah mengadopsi sistem operasi Windows Mobile Standard 6.1 sedang yang tanpa sistem operasi seri B3210 Corby TXT.

Motorola tampaknya hanya mampu mengandalkan seri mereka yang telah dirilis sejak lama yaitu Motorola Q9h, sebuah ponsel lebar dengan keypad QWERTY yang sudah mengadopsi sistem operasi Windows Mobile Standard 6.1 namun sayang tanpa koneksi Wifi.

Tidak demikian halnya dengan LG. Brand ini tampaknya lebih memberikan varian pilihan berlayar sentuh murni yaitu seri GD510 Pop dan KP500 Cookie, dan ada pula yang ditambahkan dengan bentukan slide kesamping yang menyajikan keypad QWERTY pada slide yaitu GW525. Perlu diketahui bahwa ketiga seri tersebut sama-sama mengadopsi kamera dengan resolusi maksimal sebesar 3,2 MP. Dari bentukan clamshell atau lipat LG memberikan pilihan seri KF350 ‘Ice Cream’ dan tentu saja terakhir si fenomenal GW300 yang mengadopsi bentukan gembul ponsel QWERTY.

Kendati demikian, pada kisaran harga ini ada juga ponsel brand lokal atau China yang mencoba memberikan alternatif bentukan potensial dan menarik untuk dimiliki. Ponsel IMO G10 yang meniru bentukan Nokia N97 dan IMO W900 yang ternyata mampu memberikan jaminan akan ‘Water Proof (anti air), ‘Dust Proof (anti debu), anti shock dan thermometer.

Lantas bagaimana seandainya anggaran untuk berburu ponsel branded ditambah sedikit pada kisaran harga dua sampai tiga juta, pilihan apa saja yang tersedia ? tunggu di tulisan selanjutnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian