Skip to main content

Symbian 60 Device Simulator Development

Kecewa dengan iPhone BT, animasi (bukan aplikasi) simulator iPhone yang diperuntukkan bagi pengguna sistem operasi Windows membuat saya tak lagi begitu penasaran untuk mencoba sistem operasi lain yang biasa digunakan sebagai platform sebuah ponsel. Namun untuk menjaga kontinuitas percobaan, kali ini saya mencoba menjajal Symbian 60 yang identik dengan ponsel Nokia seri smartphone. Adapun Symbian yang berhasil saya unduh (download) adalah Symbian 60 1st Edition dan 2nd Edition.

Symbian 60 1st Edition merupakan sistem operasi rilis pertama yang digunakan oleh ponsel-ponsel Nokia bertipe Smartphone sekitaran tahun 2003 lalu. Nokia 7650, 3650, 3660 dan kedua seri N-Gage merupakan ponsel yang mengadopsi platform tersebut. Ciri-ciri yang paling kentara secara default adalah belum didukung oleh fitur Thema dengan memori internal yang minim. Kisaran 3-4 MB kalo gak salah.

Symbian 2nd Edition merupakan penyempurnaan rilis sebelumnya yang kemudian sudah mendukung fitur Thema sehingga pengguna ponsel yang mengadopsi platform ini sudah mampu mengganti tampilan layar maupun menu ponsel sesuai keinginan mereka. Adapun beberapa seri yang dirilis adalah Nokia 6600, 3230, 6670, 6680, 6681 dan 7610.

Untuk file instalasi Symbian 60 1st Edition Device Simulator Development dapat diunduh dalam bentuk terkompresi berformat zip dengan ukuran 101 MB, sedangkan Symbian 60 2nd Edition berukuran 152 MB dari web site resmi milik Nokia. Setelah instalasi masing-masing akan menghabiskan space hard disk sebesar 300-400 MB per Edition.

Secara pengoperasian Menu dan sub menu yang ada didalamnya apabila dibandingkan dengan BlackBerry Device Simulator Development atau Windows Mobile 6.5 Device Simulator Development, untuk Symbian 60 ini bisa dikatakan kurang memuaskan lantaran ada beberapa Menu yang tidak bisa diakses seperti Tools/Pengaturan yang memegang peranan paling besar dalam sistem operasi ini. Sebaliknya apabila disandingkan dengan iPhone BT, jelas jauh lebih baik.

Hal ini bisa dimaklumi mengingat kemampuan dasar dari sebuah aplikasi Device Simulator Development adalah untuk melakukan pengujian terhadap aplikasi tambahan yang dibuat oleh para pengembang, apakah dapat berjalan sesuai harapan atau tidak. Kendati demikian beberapa fitur yang dimiliki oleh masing-masing rilisan tetap dapat digunakan sebagaimana biasa seperti Messaging, Notepad hingga Kamera yang kemudian memanfaatkan fitur Web Cam sebagai pengujiannya.

Entah disengaja atau tidak, lemotnya pengoperasian platform ini ternyata terjadi juga saat tindakan untuk mengakses fitur atau menu dilakukan. Mirip device aslinya. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian