Skip to main content

Rencana Liburan Tinggal Harapan

Tadinya saya sudah berencana ikut dalam perjalanan kali ini. Dan sebagai persiapan ada banyak hal yang sudah dipacking rapi, dalam saku tas ransel yang biasanya saya bawa dalam aksi lima tahun terakhir.

Celana jeans, baju kemeja, kaos, juga celana pendek. Powerbank, kabel charger tambahan, modem dan tak lupa upgrade kartu Axis ke jaringan 4G. Pembersih muka, deodorant, permen mint, obat batuk dan penghilang rasa sakit. Sampai ke penambahan koleksi film di storage ponsel, agenda yang akan dilakukan selama perjalanan, hingga konsep video yang bakalan diambil.
Bahkan jenggot khas pak ustadz pun mulai dipelihara dua minggu sebelum perjalanan. 

Sayang, semuanya batal dilakoni.

Ada beberapa agenda dadakan yang harus dihandel sebagai seorang ayah dari anak sulung yang begitu aktif dalam organisasi intra maupun luar sekolah, sebagai seorang sepupu yang adiknya akan melaksanakan pernikahan pada salah satu hari yang sama, atau sebagai salah satu kelihan adat yang mendapat pembagian penugasan untuk pengabdian pada warga atau krama agung banjar Tainsiat. Semua putusan diberikan pada H-1 keberangkatan. Apes bener.

Sebenarnya bisa saja saya mengambil keputusan untuk tetap berangkat sesuai rencana perjalanan. Namun konsekuensinya, istri harus menanggung semua beban dalam kesendiriannya selama saya tak berada dirumah. Kasihan juga nantinya.

Dan memang Tuhan sudah merencanakan itu semua.

Dimana saat saya mengambil keputusan urung ikut serta pada dini hari pasca bangun pagi, rupanya ada sejumlah agenda tambahan yang ‘terlupakan’ selama waktu perjalanan itu dilakukan. Dari agenda kontrol kesehatan Ibu, berlanjut pada agenda kontrol kesehatan bapak yang harus bolak balik rumah sakit gegara dokter yang menangani berhalangan hadir pada jam praktek siang, belum lagi miskomunikasi yang terjadi dengan istri gegara pikiran sempat kemana-mana, gak fokus pada pembicaraan, membuat semua tambah runyam jika saja kemarin jadi ditinggal pergi jauh.

Tapi memang semua harus diterima dengan lapang dada. Bahwa hidup memang gak semanis boba, gak segampang cocot para motivator. Jalani dengan ikhlas meski tanpa upload foto-foto selfie di hari libur yang panjang ini.

Agenda lowong hanya tersisa sehari saja. Setelah itu, harus berkutat kembali pada rutinitas kerja dan harapan yang digantung tanpa kepastian.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p