Skip to main content

Cerita soal Kopi dan Ngopi

Saya tergolong jarang ngopi siang-siang kalo pas lagi di rumah, dan kalopun pengen ngopi, nongkrongnya ya diteras depan lantai atas. Tempat yang nyaman dengan angin semilir dan pemandangan atap rumah, jalan raya serta pepohonan besar.

Kopi yang saya minum masih tergolong ecek-ecek kalo diomongin pas jaman now. Jaman dimana segelas atau secangkir kopi bisa ditemukan dengan mudah begitu kita melangkahkan kaki ke luar rumah. Lengkap dengan tempat nongrong yang cozy di pinggiran jalan raya. Berdekatan saking banyaknya.

Kopi sachetan.
Harganya pun kalo pas beli ecer, hanya seribuan mangatus. Diseduh dengan air panas dalam mug putih pemberian Kotaku Badung dengan ketinggian air setengah mug saja, tanpa campuran gula yang dikemas secara terpisah dalam sachet penjualannya. Adanya creamer, sudah membuat rasa kopi sudah sedikit manis saat dikecap. Meski kecurigaan saya sebenarnya ada sedikit gula pula dalam bubuk kopi instant miliknya Torabika ini.

Kopi Tora Bika Creamy Latte adalah jenis kopi instant yang saya sukai belakangan ini. Tepatnya ketika sachet kopi Espresso sudah tak lagi diproduksi brand yang sama bulan Mei 2020 lalu. Merupakan jenis kesekian yang pernah saya coba dari pertama kali suka ngopi.

Meskipun banyak orang mencibir dengan selera saya, yang katanya tak berkelas, tapi ya syukurnya gak pernah mempengaruhi mood untuk menulis dan berkarya pasca aktifitas ngopi selesai dilakukan. Dan memang saya akui, gerai kopi di luar sana yang paling sering disambangi selain mesin milik ya Circle K yang menyajikan pilihan Choco, Green Tea dan Cappuccino, ya mesin kopinya Indomaret. Atau kalaupun gak nemu model ini, ambilnya di Point Cafe-nya mereka.

Tergolong jarang ambil sesi ngopi di sekian banyak tempat nongkrong di seantero Kota Denpasar, kecuali kalo pas lagi ada janjian bareng Om Aldridge Christian Seubelan atau Om Antonius Priantoro dari smartfren atau pas arisan keluarga mertua di Djenar D’Uma Canggu miliknya om Ngurah Sukuraja.
Belum pernah sama sekali masuk ke gerai Starbucks sampai saat ini.

Sementara kalo sesi ngopi siang di ruangan kantor, biasanya ditemani oleh bli bagus Nyoman Murdana dengan tambahan campuran sedikit arak ataupun Jack D, tergantung apa yang ada.

Kalian sendiri suka ngopi ?

Eh ini bukan post berbayar loh ya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p