Skip to main content

Kuota Belajar 10 GB Telkomsel, Hoax bukan sih ?

‘Kabar gembira bagi orang tua pengguna kartu telkomsel yg membutuhkan kuota untuk belajar anak nya seksrang udh bisa akses dengan menekan
*363*844# lalu pilih angka 1. Maka kuota sebesar 10 gigabyte akan langsung ad terima dengan harga hanya 10 rupiah berlaku 1 bulan.
Tolong bantu sebarkan ke orang tua murid agar bisa di akses.’

Broadcast diatas tiba-tiba saja menyebar di beberapa Whatsapp Group yang saya ikuti, dan dengan cepat pula disebarkan kembali ke wag lainnya dalam waktu singkat. Saya sendiri setelah meyakinkan info diatas ke beberapa halaman pencarian, ikut serta dalam upaya penyebaran informasi diatas ke Whatsapp Group alumni yang beberapa orang didalamnya kerap mengeluhkan kesulitan akses internet bagi anak didik di rumah masa pandemi Covid-19 begini. dan sebagaimana dugaan sebelumnya, satu dua kawan menyambutnya dengan komentar ‘Hoax’. bahkan ada juga kawan yang mengatakan ‘Tumben pakar kena hoax xixii’.

Sebetulnya broadcast diatas bukanlah informasi Hoax. Mengingat Telkomsel memang sedang memberikan penawaran pada pelajar di Indonesia melalui program Kuota Belajar-nya secara resmi sebesar 10 GB selama 30 hari dengan harga Rp. 10 saja. Namun, kalaupun boleh memberikan pendapat disini, yang terpenting adalah konsumen harus tahu dan paham dulu ‘aturan mainnya’.

Dimana kalau tidak salah mengartikan,
– bahwa pemberian data 10 GB diatas hanya bisa dilakukan bagi mereka yang menggunakan perdana Telkomsel dengan label ‘Kuota Belajar’. tidak bisa di-apply untuk semua kartu Telkomsel. Kalaupun kalian berminat ya tentu harus membeli kartu perdana baru, khusus untuk pembelajaran anak-anak selama masa pandemi.
– bahwa masa berlaku 30 hari kalau ndak salah hanya bisa digunakan dan dibeli hanya satu kali saja. Correct Me If I’m Wrong. Berikutnya ? entahlah. Harus dicoba dulu sepertinya.
– bahwa apakah 10 GB itu layak pakai untuk masa penggunaan 30 hari melakukan pembelajaran bagi siswa dari rumah ? tergantung aktifitas dan keperluannya. Kalau belajar daring hanya mengandalkan Whatsapp messenger atau Google Classroom sebagai sarana penyampaian materi dan penyerahan hasil, rasanya sih bisa cukup selama 30 hari itu. Akan tetapi kalau digunakan untuk Zoom Meeting dan sejenisnya setiap hari, sepertinya masih kurang. Mengingat kuota data yang dibutuhkan dalam satu kali pembelajaran menggunakan video conference, cukup banyak jua.

Hari Senin pagi, sesaat sebelum berangkat kerja, seorang kawan mengirimkan screenshot sms balasan dari nomor 3636, yang secara kebetulan memiliki anak didik dengan kebutuhan kuota belajar. dan benar saja, informasi aktivasi data 10 GB dengan harga Rp. 10 sudah bisa digunakan selama 30 hari kedepan.

Pilihan ada di tangan masing-masing.
Tapi sekali lagi, ini bukan Hoax ya. hanya ada ‘aturan mainnya saja’.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p