Skip to main content

Sebuah Ode untuk para Orang Tua Murid di Masa Pandemi

Selama Pandemi, anak-anak sekolahan sesuai himbauan pemerintah, diminta belajar di rumah dengan panduan orangtua.

Yang sulung sudah bisa mandiri bikin tugas sendiri melalui Google Classroom. Kadang bertanya saat ia bingung dan kewalahan untuk memahami materi yang dipelajari. Khusus penugasan bikin foto atau video, yang jadi foto dan videografer ya tetap mengandalkan bapak dan ibunya.

Yang tengah masih duduk di bangku esde. Wajib bantu kalo gurunya share penugasan lewat Google Classroom, juga WAG. Urusan pe-er dan teori, biasanya dihandel ibunya, sementara tugas video ya bapaknya ngelah gae. Semua penugasan yang dituliskan pada buku kotak dan LKS, wajib setor saban Sabtu pagi ke sekolahan.

Yang bungsu masih sans di bangku teka. Ni anak gak banyak aktifitas atau penugasan macam kedua kakaknya. Saking santuynya, urusan bikin video pun masih harus dipandu.

Bersyukur banged, kami selaku orang tua jaman now masih bisa mengikuti teknologi sekolahan meski harus ikutan belajar banyak, dari Whatsapp Group, email, menggunakan Google Classroom, Zoom Meeting, foto dan videografi amatiran, sampai belajar semua mata pelajaran termasuk matematika. Pun dengan adanya bekal materi untuk menyediakan perangkat dan kuota internet bagi anak-anak termasuk kami berdua.

Gak kebayang banyak orang tua di luar sana yang sampai hari ini masih banyak hambatan untuk mengupayakan agak anak-anak mereka bisa belajar dari rumah. Sementara bagi yang gak mampu, infonya ada yang sampai terpaksa mencuri laptop atau ponsel untuk media pembelajaran bagi putra putri mereka, bahkan mencuri barang lainnya untuk dijual kembali agar bisa dibelikan kuota internet.

Jadi meskipun fisik atau pikiran masih terasa capek sepulang kerja, kami berdua tetap berusaha menemani mereka bertiga secara bergantian, berbagi tugas, menyelesaikan dan memantau satu persatu setiap malamnya, agar tak sampai ketinggalan.

Terpujilah kalian para orangtua murid yang kini sedang menggantikan posisi guru di sekolah sementara waktu, dengan segala keterbatasan kemampuan pula materi, demi pendidikan anak-anak bangsa selama pandemi Covid-19.
Jangan sampai patah semangat yang gaes. Tetap berusaha untuk yang terbaik, dan berharap agar masa pandemi ini bisa segera berakhir.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian