Skip to main content

Bedah Rumah Tainsiat, jelang Minggu ke-33

Salah satu beban polusi terbesar pada saat pembangunan rumah dilakukan pada area permukiman adalah debu. Akibat penggunaan bahan material seperti pasir ataupun semen saat pencampuran dilakukan, atau debu akibat pembongkaran bangunan lama, bisa juga saat prosed pemotongan bahan batu alam sebagai elemen estetis sebuah bangunan jaman now.

Kelihatannya tiga hal itu yang pada akhirnya menjadi keluhan dan dialamatkan kepada kami, pemilik maupun pelaksana lapangan selama 33 Minggu terakhir sejak bulan Februari kemarin. Sebuah resiko pasti sebenarnya dari sebuah keputusan besar yang diambil jauh sebelumnya.

Adapun progress ‘Bedah Rumah Tainsiat’ hingga jelang Minggu ke-33 ini adalah, pemasangan daun pintu dan jendela, pengecatan dan politur, pemasangan batu tempel estetis tampak luar bangunan serta finishing konstruksi pada beberapa sisi dinding sesuai kesepakatan bersama tempo hari. Kalau boleh di prosentasekan, ya sisanya sekitar 20% lagi kira-kira. Atau malah kurang ?

Just info, sesi finishing ini memang yang paling lama proses penanganannya. Mengingat bahan batu alam yang dipergunakan untuk memperkuat image tampilan bangunan dari luar, secara ukuran tergolong kecil sehingga membutuhkan waktu lebih untuk pemotongan dan pemasangan agar presisi satu dengan lainnya, sementara sisanya diyakini gak membutuhkan waktu panjang guna penyelesaiannya.
Perkiraan saat ini sih, sampai bulan Oktober mendatang, wajib rampung ni rumah.

Yang namanya komplain ya pasti ada. Dari yang halus, sampai yang lumayan bikin kami terdiam dan hanya bisa mengangguk meminta maaf. Meski sebetulnya agak susah untuk mengatakan ‘tidak lagi mengulangi, mengingat tiga hal diatas merupakan hal pasti dalam perjalanan ini. Memang harus menebalkan kuping kalo kata kawan saya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p