Skip to main content

Jelang Tahun keTiga menjajal aspal bareng XMax

Untuk ukuran penggunaan harian, motor dengan cc terbesar yang pernah saya punyai ini tergolong jarang digunakan mengingat selama 1 minggu penuh hanya 3-4 kali saja dimanfaatkan, itupun dengan rute pendek. Sekitar 25 KM per harinya. Tidak heran bilamana odometer jelang tahun ketiga pemakaian masih berada dibawah angka 10K. Duluan jadwal servisnya tiba ketimbang jarak tempuh bulanan.

Sementara bila dilihat dari fungsi penggunaan selaiknya motor besar yang biasa diajak touring, jujur aja hingga hari ini belum pernah sekalipun diajak main ke luar wilayah kerja Denpasar, Badung dan Tabanan. Mengingat secara waktu luang untuk itupun rasanya susah didapat.

Namun begitu, sejauh ini Yamaha XMax 250 secara pendapat saya pribadi masih sangat memuaskan. Baik dari sisi bongsornya badan yang mampu mengajak serta tiga kurcaci dalam sekali waktu, maupun tenaga pacunya yang mengagumkan saat dibawa mengaspal di jalanan dalam dan pinggiran kota.

Jika dulu saat kendaraan dibawa dalam kecepatan tinggi, masih terasa kagok saat menikung maupun melakukan pengereman, dua isu yang kerap dikeluhkan banyak pengendara saat baru berkenalan dengan XMax, kini sudah tak lagi dirasakan. Bukan karena telah dilakukan modifikasi part, tapi karena sudah terbiasa saja.

Ngomong-ngomong soal modif atau variasi, atas pertimbangan kenyamanaan saat berkendara, tak banyak pilihan yang diubah dari part aslinya. Apalagi soal biaya, penggantian part ukuran motor ini, cukup mahal kebutuhannya. Jadi ya menyesuaikan dengan kantong juga mengingat banyak prioritas lain yang jauh lebih penting.

Windshield masih tetap dipertahankan, dan menambahkan lapis stiker berwarna gelap mengingat anak-anak masih membutuhkannya.
Dudukan plat dipindah ke bawah lampu, bukan didepan winshield ataupun pada roda depan.
Beberapa baut diganti dengan part besar, efek sampingnya malah suka kebentur-bentur.
Klakson juga disesuaikan dengan ukuran bodi.
Terakhir ada spion yang diubah dudukannya ke area kepala depan. Sebenarnya opsi terakhir ini agak disesali karena jarak pandang jadi gak memuaskan sebagaimana sebelumnya. Sulit melihat kendaraan lain yang ada di belakang motor mengingat ukuran pengendaranya pun gak kalah besar dari tunggangannya.

Visual motor juga ditambahkan kelir merah khas Yamaha, hasil besutan cutting stickernya Bali Modification Plus. Termasuk di velg melingkar. Bukan diganti kevlar seperti yang lainnya. Selain agar lebih mudah dikenali dari kejauhan, merah ya memang warna favorit saya sejak dulu. Jadi Identitas ceritanya.

Jadi gitu cerita kali ini jelang tahun ketiga XMax diajak mengaspal. Cuma kelihatannya ada satu yang kelupaan saat post ini diketik, Samsat tahunan. Lewat nok. Kena denda dah ne. Kleng ape…

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p