Skip to main content

Rahajeng Rahina Nyepi Caka 1941

Alarm ponsel berdering keras, padahal rasanya baru saja terlelap dalam tidur. Perburuan semalam akan prosesi pengarakan ogoh-ogoh banjar Tainsiat, cukup menyita waktu lantaran adanya insiden kecil di siang hari kemarin. Teringat bahwa hari ini adalah Nyepi, alarm pun di set ulang ke pukul 5 pagi. dan selimutpun ditarik kembali tanpa menghiraukan si sulung yang pulang pagi.

Begitu nikmat kali ini.

Langkah kaki mulai dilakukan, dari satu pelinggih ke pelinggih yang lain. Satu rutinitas yang sebelumnya selalu dilakoni saban waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Kali ini jelang pukul 6 baru bisa dilaksanakan. Sembari menunggu jadwal Tri Sandhya, semua banten canang dan nasi saiban, dihaturkan pada-Nya, sebagai wujud rasa syukur atas semua kebaikan yang diterima hingga hari ini.

Nyepi kali ini begitu berbeda.
Rumah yang dulu menjadi arena main anak-anak, sedang dipugar total, dan progress kerja baru sampai pada tahap pengecoran 9 dari 18 titik cakar ayam, belum termasuk kolom praktis sebagai pemegang tembok bangunan. Kami bertujuh harus rela berdesakan di rumah yang selama ini ditempati Bapak sendirian, selama kakak kandung masih betah mengais dollar di negeri seberang.
Semoga semua bisa selesai dalam waktu 3-4 bulan kedepan.

Suara burung begitu nyaring terdengar.
Begitu pula gemericik air dari kolam kecil dihalaman rumah. Membuat gatal tangan, mengabadikannya dalam bentuk video dan menyelesaikannya melalui tema Nyepi hari ini.
Belakangan, hobi membuat dan melakukan upload video ke akun YouTube, Instagram, Facebook dan Twitter, bisa dikatakan sedang seru-serunya. Nyaris setiap hari, ada saja tema yang diunggah meski tak ada target views yang diharapkan. Semua berjalan begitu saja seperti saat menulis blog terdahulu.

Kaki berjalan santai mengitari halaman rumah yang tampak kotor oleh tanah bekas galian dan debu. Keringat tak tampak satupun jatuh dari badan meski suhu sudah mulai terasa hangat.
Begitu nikmatnya kesunyian pagi ini.

Rahajeng rahina Nyepi Caka 1941 ya Gaes…
Bolehlah untuk sejenak kita kembalikan semuanya pada alam.
Rasakan harimu tanpa beban pekerjaan dan janji pertemuan hingga esok pagi.
dan beristirahatlah lebih awal tanpa membebani sosial media dengan keluhan dan makian.
Hanya sehari saja.

Saat semua makin cepat, Bali berani berhenti (navicula)

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p