Skip to main content

Dari Kamar 560 Grand Sahid Jakarta

Damn ! Saya bangun kesiangan hari ini.

Tapi errr… enggak juga sih sebenernya.
Karena meski jam menunjukkan angka 6.35, sesungguhnya dikonversi ke waktu Indonesia bagian Barat alias Jakarta, ini artinya masih di pukul 5.35… masih pagi. Masih ada banyak waktu hingga pukul 8, di Puri Agung Sahid guna melanjutkan sesi kedua Sosialisasi Nasional Kotaku, Kota Tanpa Kumuh.

Pemindahan lokasi ke Grand Sahid sementara jadwal dalam surat tertera Hotel Ambhara, kelihatannya diakibatkan oleh melonjaknya jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan Dirjen Cipta Karya kali ini sehingga memaksa Panitia musti extra keras menangani. Baik secara penginapan maupun hal lain yang melingkupinya.

Namun keseluruhan kelihatannya fine fine aja kok pelaksanaan Diskusi Kelompok yang punya pola mirip Diklat PIM IV tempo hari. Termasuk persoalan makan siang yang turun derajat. Hehehe… tapi ndak apa, semua bisa disesuaikan kok.

Hanya berhubung suhu ruangan akibat AC sentral dalam meeting room tergolong duingin, saya sempat mengalami sakit kepala jelang makan siang, yang langsung dihantam dengan sebutir Nueralgin plus istirahat setengah jam sebelum kembali bergabung dan melanjutkan sesi diskusi.

Proses hari ini selesai lebih awal. Namun karena ndak ada agenda jalan-jalan, waktu luang yang tersisa dimanfaatkan untul beristirahat di kamar 560. Plus memesan layanan Room Service terkait makan malam, lantaran Dinner bagi peserta #SosnasKOTAKU ini ndak masuk dalam agenda hotel. serta membatalkan rencana untuk ikutan Pijat Bersih Sehatnya Grand Sahid di lantai 3 yang kemarin dah sempat dicobain sekali.

Jujur aja, secara pikiran malam ini, saya jauh lebih capek ketimbang sebelumnya. Karena beban akan pekerjaan kantor serta ‘ancaman’ akan pemeriksaan Tipikor sepertinya akan kembali menghiasi hari demi hari saya kedepannya.

Well, kelihatannya saya memang membutuhkan lebih banyak istirahat hari ini. dan kelihatannya pula, Gula Darah saya bakalan naik dalam waktu dekat.
Doakan agar bisa balik ke Bali dalam kondisi sehat ya.

*

Eh iya, untuk kalian yang pengen tau bahasan seharian tadi terkait apa saja, bisa pantau di akun twitter @pandebaik atau di tagar #SosnasKOTAKU
dan doakan pula agar besok bisa Tweet Live lagi agar bisa tuntas laporan notulen ke pimpinan nanti pas balik ngantor. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian