Skip to main content

GA 409, tujuan Jakarta

Keberangkatan kali ini sama sekali tidak direncanakan. Disposisi turun saat saya mendapati meja kerja Jumat minggu lalu, sesaat setelah mengkonfirmasi Askot PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Badung pak Gde Puja, bahwa yang akan berangkat adalah Ibu Kepala Bidang. Apa daya perintah berkata lain.

Berangkat Sendiri

Lagi-lagi… yah, Lagi-lagi…
Keberangkatan ini lagi-lagi saya sendirian harus mengarungi waktu, tanpa teman bicara. Tapi ya, let’s Enjoy aja. Dinikmati.
Lagipula dengan perjalanan sendirian macam begini, saya jadi punya waktu lebih banyak untuk menulis, atau mengamati. Kelak satu dua teman duduk pastilah bakalan nyambung untul diajak bicara, kecuali yang bersangkutan wisatawan berkulit kuning.

Wedakarna, Raja Majapahit

Lha, apa pula cerita blog hari ini bisa menyasar ke perwakilan DPD Provinsi Bali yang saban hari nyambangi halaman Adv koran lokal Bali Post ?
Gak sengaja saya melihat bli Weda saat menuju tempat duduk di pesawat Airbus 330 ini. Saya menempati 46 K dekat jendela sebelah kanan, bli Weda menempati kursi deretan paling belakang, 48 J, sebelah lorong. He… siapa sangka bisa bertemu dengan Raja Majapahit di penerbangan kali ini ?
Pastilah penerbangan ini bakalan Sukla selama perjalanannya. *uhuk

Lebih Awal dan Lebih Lama

Perjalanan ini ada kaitannya dengan tugas sebagai abdi masyarakat dalam kaitannya dengan Pencegahan Permukiman Kumuh, kelanjutan program dari P2KP, PNPM Mandiri Perkotaan beberapa waktu lalu.
Sebagaimana surat yang disampaikan oleh Kementrian PU dan Pera, hari pertama acara yang tertera hanyalah Check In di lokasi menginap, Hotel Ambhara Gandaria City. Acara Pembukaan baru mulai besok pagi di Sheraton, entah dimana pula tempat yang satu ini. Mengingat acara yang santai, saya memilih untuk berangkat lebih awal agar tak terburu-buru dalam perjalanan, selain ingin mengenal sekitar hotel jika masih sempat malam nanti. Dekat Blok M katanya ya ?
Dan juga perjalanan ini memakan waktu Lebih Lama dari biasanya. 4 hari 3 malam. Bakalan panjang nih ceritanya…

Kangen 4 Gadis ku

Ya gitu deh, akhir ceritanya.
Istri, si sulung Mirah, si cerewet Intan dan si kecil Ara.
Bakalan kangen banget dengan mereka selama mengikuti workshop kali ini.
Berharap mereka baik-baik saja selama ditinggal jauh.
Kecup kening kalian semua nak…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian