Skip to main content

Prince of Persia Classic for Android

Prince of Persia Classic for #Android, bernostalgia bagi kalian yg besar di era PC DOS :p ukuran installer 177 MB

Berhubung MiRah jadi penguasa baru Tablet Samsung #Android Galaxy Tab 7+, maka biasanya sih saya nyasar tipe yg 10.1 inchi Note series. Di Note 10.1 ini gag banyak permainan yang saya tanam, kecuali Sudoku dan Word Search, Pembunuh waktu kala senggang di @LPSEBadung.

Tapi semingguan ini, ada satu games yang bertambah dalam daftar menu Note 10.1, Prince of Persia Classic for #Android. *ada yg tau ?

Prince of Persia Classic ini sebenarnya mengadopsi games versi PC di era DOS (jaman saya masih SMP/1990) dgn sentuhan 3D. Jika PoP (Prince of Persia) versi PC lebih banyak mengadopsi warna Biru dan hitam sebagai latar, maka kini dibuat jauh lebih realistis. Saking realistisnya permainan PoP for #Android gag heran kalo ukuran installernya bengkak jadi 177 MB…

Sayangnya, game PoP Classic for Free ini ternyata gag tersedia di perangkat Samsung Galaxy Tab 7+. *gag mendukung kali yah ? 🙁 Lantaran file Installer nya sekitar 177 MB * cek di Note 10.1 *saran sih install via wiFi deh biar aman, gag ngabisin kuota iNet.

Selain bergrafis 3D, games PoP for #Android ini rupanya mensyaratkan perolehan koin untuk masuk ke Level berikutnya *sigh Padahal di PoP versi PC DOS, gag ada syarat apapun untuk bisa naik ke level berikutnya. Dan Koin yang dimaksud kelihatannya hanya dapat diakses secara terbatas setiap kali Level di tembus dgn baik.

Sedang kekurangannya ya, Pengguna dipaksa untuk meraihnya melalui iklan yang hadir disetiap kali usai level atau terbunuhnya karakter untuk beberapa detik di layar.

Lantaran diadopsi dari versi PC, maka gag heran kalo PoP versi #Android ini punya jalan cerita yg sama persis dengan versi terdahulu. Baik dari Prolog, ekspresi si Jaffar dan jam pasir yang akan digunakan sebagai waktu tempuh pengguna, menembus batas seluruh level.

Kalo gag salah ingat, games PoP versi PC hadir dalam 13 Level, dengan level tersulit di 8, 11 dan 12… *nostalgia

Level 8, terdapat lawan yang diam saat bertarung, menunggu pengguna gerak lebih dulu, Sehingga perlu Trik untuk membunuhnya. Level 11, ada banyak gergaji yang siap mencabik tubuh si pahlawan bahkan berdekatan pula jaraknya *perlu kesabaran tentu saja. Dan Level 12 untuk bertarung melawan bayangan sendiri. Yang tentu susahnya minta ampun. Dilevel 12 ini pula ada jalan yang hadir di kegelapan, sempat menipu mata dan bikin deg”an. *nostalgia *bukarahasia

Akan tetapi memerlukan banyak penyesuaian dalam memainkan PoP versi #Android mengingat kini kontrol gerak melalui tombol sentuh. Sedang versi PC menggunakan arrow kombinasi dengan shift dan ctrl. Tapi kalo sudah tebiasa dijamin ketagihan. Apalagi yg hafal rutenya :p

PoP ini hasil karya UbiSoft di era 90an kalo gag salah. Mampu Running pada PC berbasis DOS, bersaing dengan game sekelas MotoGP etc.

Lawan tandem saya di era itu adalah alm.adik sepupu yang sejak awal saling berbagi trik cara membunuh lawan terutama tiga level sulit tadi. Dan yang bikin *nostalgia adalah level 13 nya tembus pas malam Tahun Baru. *sedih jadi inget almarhum.

Sedang tandem kedua saya, teman sebangku jaman SMA, yg saat itu baru dibelikan PC 486, dengan RAM 16 MB kalo gag salah ingat :p Selain PoP, ada juga permainan bertipe FPS First Person Shooter yang jadi favorit kami berdua seperti Doom, Hexen, Heretic dan Wolfenstein

Jadi, bagi kalian yang menjalani masa remaja di era DOS, yuk bernostalgia dengan game Prince of Persia Classic for #Android ini…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian