Skip to main content

(Akhirnya) Melepas (jua) HTC FLYer milik LPSE Badung

Pada Awalnya sih saya Cuma mikir ‘wah ni TabletPC kok kayaknya gag banyak gunanya yah bagi saya pribadi ?’ lantaran (jujur saja) aktifitas yang saya lakoni kini sebagai Sekretaris LPSE Badung bisa dikatakan tidak sebanyak saat masih ditugaskan sebagai Admin Agency dahulu, meski memang ada beberapa hal yang mewajibkan saya untuk memanfaatkan fasilitas TabletPC yang diberikan ini.

HTC FLYer, bagi yang rajin mampir ke blog saya ini dijamin gag bakalan heran lagi bagaimana ceritanya TabletPC yang buatan Taiwan bisa mampir ke tangan serta sempat di-Review pula. Perangkat yang baru bisa kepegang pada November 2011 lalu sebetulnya merupakan satu diantara enam buah TabletPC yang kami ajukan selaku Pengelola LPSE Badung demi meningkatkan kinerja terutama dalam mengatasi permasalahan yang timbul diluar jam kerja atau berada dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk membawa serta mengoperasikan perangkat NoteBook.

Datang dengan mengadopsi OS Android versi 2.3.4 GingerBread dipadankan pula dengan HTC Sense, membuat FLYer tampak gegas saat diajak beraktifitas. Sesuai dengan tujuan kami sejak awal, bahwa perangkat ini bakalan menjadi senjata utama bagi Tim Pengelola LPSE Badung untuk memantau perjalanan aplikasi SPSE, mengatasi masalah yang dialami oleh Rekanan hingga Panitia hingga beraktifitas dengan email dan sebangsanya. Terbukti, selama tiga bulan pertama keberadaan TabletPC bagi kami mulai menggeser fungsi NoteBook dan juga ponsel.

Belakangan TabletPC HTC FLYer tersebut telah mendapatkan Upgrade OS menjadi 3.2.1 Honeycomb via wifi milik LPSE Badung. Perubahan ini tentu berimbas pada tidak berfungsinya lagi tombol sentuh yang menghiasi sisi bawah layar dan berganti pada tombol sentuh yang selalu tampil di pojok kiri bawah layar dalam posisi rotasi apapun.
Sayangnya, saat saya dipindahtugaskan menjadi Sekretaris LPSE, aktifitas yang melibatkan perangkat TabletPC ini bisa dikatakan sedikit berkurang mengingat perangkat ponsel yang saya miliki secara kebetulan mengadopsi OS yang sama pula, sehingga untuk beberapa hal fungsi yang dahulunya biasa saya lakukan di perangkat Tablet, masih mampu untuk dilakoni lewat layar ponsel saja.

Itu sebabnya Jumat pagi awal Maret lalu, perangkat HTC FLYer secara resmi saya serahterimakan kepada Rekan sesama Tim Pengelola LPSE Badung yang berposisi sebagai Helpdesk, agar nantinya dapat dioptimalkan untuk melakukan pemeriksaan email secara real time, menjawab pertanyaan yang dilontarkan ataupun keluhan dan permasalahan lainnya yang dialami secara cepat dan tepat. Saya memutuskan untuk dipegang HelpDesk mengingat posisi ini merupakan salah satu yang memiliki peran penting dalam tugas kami di bidang Layanan.

Maka jadilah kini hari-hari saya tak lagi ditemani oleh perangkat TabletPC HTC FLYer yang dahulu sempat pula menjadi sobat pembunuh waktu dengan tampilan layar lebarnya, baik untuk membuka-buka Peraturan, Tabloid hingga Majalah Playboy dan tentu saja menonton puluhan iklan Gadget terkini hasil donlot dari YouTube.
Bye Bye HTC FLYer…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian