Skip to main content

Sebuah Cermin dari Anang Krisdayanti

Siapapun tak akan mengira cerita perceraian akhirnya menghinggapi sepasang insan yang terlihat begitu mesra dan serasi Anang dan Krisdayanti, demikian pula halnya saya.

Anang Krisdayanti, jujur saja menjadi sebuah inspirasi hubungan kami, saya dengan Istri sejak kami memutuskan untuk melanjutkan kehidupan bersama ke jenjang pernikahan, bahkan sebaris kata-kata yang teruntai dalam salah satu tembang Cinta mereka, kami cantumkan dalam kartu undangan pernikahan kami tahun 2005 lalu. Sungguh, saya pribadi tak menyangka bahwa hal yang saya perkirakan jauh hari sebelumnya terjadi juga.

Melihat perjalanan Anang Krisdayanti, saya jadi terngiang dengan cerita, impian dan harapan seorang adik perempuan masih sepupu saya, yang kini entah ada dimana. Bahwa setiap wanita pasti ingin selalu “dimengerti”. Bahwa mereka tetap ingin terlihat cantik dan sempurna. Bahwa didasar hatinya mereka menginginkan sesuatu yang lebih dari kemampuan yang mereka miliki. Sehingga seorang laki-laki diwajibkan untuk mampu memberikan serta mengabulkan “pengertian” yang mereka dambakan, jika tidak, masih banyak laki-laki lain yang bisa melakukannya…

Hingga hari ini saya masih tercenung akan kata-katanya itu… khawatir bahwa perempuan yang saya pilih akan memiliki atau bermaksud dengan hal yang sama dengan pemikiran tersebut… apakah kelak saya mampu memenuhinya ? bagaimana jika tidak ?

Membaca perpisahan mereka memang sudah sejak lama saya menyadari itu. Apalagi Krisdayanti adalah seorang Diva papan atas di dunia entertaiment, namun siapakah yang berada dibalik ketenaran dan keindahan seorang Krisdayanti selama ini jika bukan Anang sebagai seorang suami yang begitu mencintai Istrinya ? Seseorang yang begitu bertalenta mengembangkan kemampuan Krisdayanti sedari bawah, dan kini setelah berada di atas, semua itu seakan terlupakan…

Come On siapa pula yang peduli dengan cerita lalu ? hasut seorang kawan saya saat menyaksikan pasangan ini di layar televisi. ‘Uang adalah segalanya, dengan Uang kita bisa membeli bahkan memiliki apa yang kita inginkan, dan itu tidak dimiliki oleh seorang Anang… Uang adalah Dewa yang mampu mengubah pikiran dan kesetiaan kita menjadi kesesatan… dan sekali lagi, Anang barangkali tidak pernah memiliki hal itu…’

Damn ! untuk saat ini kata-kata itu benar adanya, bahkan dijaman teknologi informasi sedang berkembang pesat, orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan gaya hidupnya, masih ingat dengan remaja Jepang yang rela menjual diri hanya demi sebuah ‘Tamagotchi’ atau remaja kita dalam kisah ‘Virgin’ ? Bisa jadi ini yang menjadi inti dari sebuah kisah Anang Krisdayanti dan patut kita jadikan cermin dalam kehidupan rumah tangga sendiri…

Sedemikian piciknya pemikiran akan sebuah ikatan pernikahan itu ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian