Kampus Bukit Jimbaran yang saya ingat, tanahnya masih gersang dan berwarna coklat. Beberapa pohon Ketapang berjejer menghiasi area parkir yang terletak di sisi kiri gedung utama Fakultas Teknik. Jika beruntung, kalian masih bisa menemukan pohon Juwet dan Singapur yang menyajikan buah khas dan kini sudah tergolong jarang ada. Sementara sisi kanan ada beberapa warung vietkong -begitu kami menamakannya- milik masyarakat yang sudah menyiapkan belasan nasi bungkus, mie instant dan jajanan remaja, sebagai bekal perut selama perkuliahan utamanya bagi mereka yang tak sempat sarapan.
Ya, ini keseharian kami, mahasiswa Arsitektur Universitas Udayana yang hampir setiap hari dijejali tugas kuliah, baik exact maupun yang membutuhkan pemikiran seni juga kreatifitas, menghabiskan malam hingga pagi berikutnya, agar semua tugas bisa selesai sebagai harapan, lalu lanjut perkuliahan tanpa menyempatkan diri untuk makan pagi bahkan mandi. Gak heran, beberapa kawan menampakkan wajah kusut dan lelah, sesaat setelah memarkirkan kendaraannya di sekitar area kampus.Ruang perkuliahan Arsitektur berada cukup jauh dari parkiran utama. Itu sebabnya, beberapa mahasiswa mencoba melanggar ketentuan baku memarkirkan motor atau mobil keren mereka sedikit lebih dekat melalui jalur samping sisi utara. Saya termasuk yang ketularan ketika masa perkuliahan memasuki semester besar. Sementara jurusan Sipil berada di sebelah kami, Elektro di sisi depan dan Mesin, aduh lupa gedung yang mana.
Untuk mengakses ruang kuliah, kami perlu berjalan kaki cukup jauh melalui jalur beton yang menyambungkan area satu gedung dengan gedung lainnya tanpa adanya atap yang menaungi di sepanjang jalan. Bagi kaum lelaki teknik macam kami, ini adalah hal yang biasa. Tapi bagi kaum perempuan, tentu agak menyiksa apalagi yang memiliki keperluan bolak balik gedung administrasi di waktu siang hari sembari mengejar jam kuliah. Gak heran secara perawakan mahasiswa teknik di jaman itu rerata kurus langsing, dan berkulit gelap.
Kampus bukit tahun 90an akhir masih bisa dicapai dengan menggunakan bemo atau bus kampus. Kalau beruntung mendapatkan tempat duduk, masih bisa bersantai dan mencuri waktu istirahat sepanjang jalan, tidak demikian halnya bagi mereka yang kedapatan berdiri di area tengah bus milik Damri. Mereka yang memiliki kebiasaan mampir saat perjalanan pulang, biasanya lebih suka membawa kendaraan sendiri baik motor maupun mobil. Beberapa diantaranya ada juga yang patungan bensin, nebeng bareng kawan seangkatan yang memiliki kendaraan kapasitas besar. Bahkan ada juga yang memungut bayaran menggunakan mobil pribadi mereka. Semua demi kuliah pagi, kalau kata grup band Harapan Jaya di masa itu.
Fakultas Teknik Arsitektur memiliki beberapa dosen killer. Yang sejak awal perkuliahan sudah menjadi legend di kalangan kami para mahasiswa, didengungkan oleh mereka para kakak tingkat yang tampaknya sudah kenyang pengalaman merasakan didikan secara langsung. Bahkan saking bermasalahnya para mahasiswa dengan dosen pengajarnya, ada yang usil menyembunyikan kunci motor bahkan mengunci ruang kuliah atau bolos meninggalkan kelas. Meski pernah agak khawatir, dan seiring beranjaknya usia, para dosen ini malah jadi teman bagi kami yang secara tidak sengaja mampu masuk ke pembicaraan mereka. Saya sendiri pernah mengalami masa-masa rentan, meski akhirnya bisa berdamai dan memaklumi bahwa perilaku bapak ibu dosen memang wajar demikian adanya jika kalian masih berada di bangku perkuliahan.
Masa-masa ujian adalah salah satu tantangan terbesar bagi kami, para mahasiswa Arsitektur. Apalagi kalau mata kuliah yang dijadwalkan mewajibkan kami membawa mesin gambar dari rumah, mengingat kampus Teknik di jaman itu, hanya menyediakan sekian banyak meja gambar bagi para mahasiswa di beberapa kelas studio tertentu. Jadi tantangan, karena H-1 kami sudah berlomba mengkaveling meja kualitas terbaik, bahkan ada juga yang berkelompok, karena kami masih mempercayai motto -Posisi menentukan Prestasi. Sudah membawa dan memasang mesin gambar mewah bermerek Mutoh, lalu melabeli meja dengan nama mereka. Saya pribadi tergolong cuek dan gak ikutan heboh, hanya datang lebih awal agar bisa memasang mesin bandul murahan berukuran kecil merek Dali, satu-satunya mesin gambar yang dimiliki sepanjang masa perkuliahan dengan harga baru 300ribuan saja jaman itu. Bandingkan dengan mesin gambar tracker Mutoh yang di era itu sudah berharga 2 jutaan lebih.
Bersyukur mesin ini bisa menemani hingga jelang tugas akhir atau skripsi, yang mana saya berkesempatan mencoba menggunakan aplikasi AutoCad 14 untuk mendukung studio gambar pada masa akhir perkuliahan.
Nyaris 20 tahun meninggalkan bangku perkuliahan di Kampus Bukit Jimbaran, memberikan banyak kenangan manis dan juga pahit yang hingga hari ini masih suka saya ceritakan pada anak-anak. Bagaimana cerita kami selama menjalani masa belajar tanpa lelah begadang, dan menyambangi warung lokal ataupun pasar tradisional pukul 2 atau 3 pagi, saat secara tak sengaja melintasi jalanan yang sama menuju Jimbaran satu kali waktu. Atau yang bergaya sok-sok-an di jalan raya sambil menyandang bazooka, pipa paralon berukuran 1,5 meter dibalut kulit imitasi, berisikan belasan lembar gambar berukuran A3 manila atau A0 kalkir, tugas gambar masa kuliah ataupun hasil kerja sampingan yang biasanya sudah kami lakoni semenjak semester 3. Termasuk kebiasaan buruk mengenal batang rokok lantaran gabut di malam hari demi mencegah kantuk atau mumet mencari ide gambar saat senggang. Dan tidak lupa, keberadaan Pak Nyanglung, Dekan 4 -demikian kami menjuluki Beliau, dumogi Amor ing Acintya- yang sempat membela saya saat dituduh mengambil hard disk komputer pc milik pak Dekan di gedung utama bukit jimbaran tahun 2000an silam, pasca hebohnya kejadian dan penggeledahan tas serta penemuan obeng di masa pelaksanaan tugas akhir. Ya, berhubung masa itu saya memanfaatkan aplikasi untuk studio, bolak-balik membawa kotak pc agar bisa berprogress baik di rumah maupun kampus, nyatanya memang memerlukan obeng untuk menyambungkan kabel vga monitor ke slot pc. Apes bener.
Aniway, Selamat Ulang Tahun ya Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana yang ke-60 tahun. Ternyata sudah sematang itu ya ?
Dan saya sebagai barisan para mantan, yang beryukur masih bisa mengingat nomor induk 9508220006, merasa bangga pernah menjadi bagian dari civitas akademika era 90an akhir, meski kini sudah tidak lagi berkecimpung di dunia arsitektur dan hiruk pikuknya.
Terima Kasih saya haturkan untuk Bapak Ibu para dosen, pengajar, pembimbing akademik, pembimbing skripsi dan juga penguji, serta para bapak ibu staf administrasi di gedung teknik yang dulu mungkin pernah saya marahi. Mohon dimaafkan semua kesalahan yang pernah saya lakukan baik sengaja maupun tidak, yang kurang berkenan di hati bapak ibu semua. Tidak lupa untuk rekan-rekan yang dulu pernah kuliah di Arsitektur Udayana angkatan 95, adik-adik maupun kakak tingkat, yang lulus kuliah ataupun tidak, Terima Kasih atas pertemanan yang pernah ada, yang sudah membentuk karakter kita masing-masing hari ini. Tetap jaga kesehatan dan Mari menua bersama.
Sukses untuk Prodi Arsitektur.
Penulis :
Pande Nyoman Artawibawa
Mahasiswa Arsitektur Teknik Udayana Angkatan 1995
www.pandebaik.com
Dan saya sebagai barisan para mantan, yang beryukur masih bisa mengingat nomor induk 9508220006, merasa bangga pernah menjadi bagian dari civitas akademika era 90an akhir, meski kini sudah tidak lagi berkecimpung di dunia arsitektur dan hiruk pikuknya.
Terima Kasih saya haturkan untuk Bapak Ibu para dosen, pengajar, pembimbing akademik, pembimbing skripsi dan juga penguji, serta para bapak ibu staf administrasi di gedung teknik yang dulu mungkin pernah saya marahi. Mohon dimaafkan semua kesalahan yang pernah saya lakukan baik sengaja maupun tidak, yang kurang berkenan di hati bapak ibu semua. Tidak lupa untuk rekan-rekan yang dulu pernah kuliah di Arsitektur Udayana angkatan 95, adik-adik maupun kakak tingkat, yang lulus kuliah ataupun tidak, Terima Kasih atas pertemanan yang pernah ada, yang sudah membentuk karakter kita masing-masing hari ini. Tetap jaga kesehatan dan Mari menua bersama.
Sukses untuk Prodi Arsitektur.
Penulis :
Pande Nyoman Artawibawa
Mahasiswa Arsitektur Teknik Udayana Angkatan 1995
www.pandebaik.com
Tulisan ini saya sampaikan ke Prodi Arsitektur Teknik Udayana, atas undangan penulisan sukarela dalam agenda ulang tahun ke 60 Prodi Arsitektur.
Semoga berkenan...
Sukaaaaaa😍😍
ReplyDeleteMantap braderku, hal yg dulu membuat kita sekarang, pertemanan, persahabatan, persaudaraan
ReplyDelete