Skip to main content

Napak Tilas Perjalanan Pulang Sekolah Masa SMA

Lakon terjauh aktifitas berjalan kaki pada masa berangkat atau pulang sekolah, kalau tidak salah ingat, dilakukan pada tingkat SMA. Dari tengah sawah sisi selatan lapangan Pica hingga pulang ke rumah di jalan Nangka Selatan. Jalur jalan yang dilalui adalah Renon lalu Kapten Japa dan Veteran.
Lumayan jauh untuk ukuran siswa sekolahan jaman itu.

Pulang sekolah dengan berjalan kaki sebenarnya merupakan aksi yang sudah biasa dilakukan. Masa SD, sering bikin ortu kelabakan gegara pulang sekolah milih berjalan kaki lewat jalan Suli dan maaih sempat singgah ke rumah ortu angkat saat itu. Lalu masa SMP, dari Swastiastu di sisi selatan Matahari mengambil jalan shortcut di belakang Tiara Dewata tembus ke Alun-alun Puputan. Atau saat sudah pindah sekolah ke SMPN 3 dibelakang SLUA, ambil 2 jalur, antara gang sebelah RRI atau jalan Banteng yang tembusannya utara rumah.

Akan tetapi aksi pulang jalan kaki saat masa SMA itu bisa dikatakan lantaran terpaksa setelah ditinggal pulang kawan sekolah yang ditumpangi saban hari. Bisa jadi karena jengkel musti goncengin saya tiap hari, dianggap mengganggu waktu pulang yang biasanya diisi kelayapan dulu ke tempat nongkrong terdekat.

Terpantau hari minggu pagi tadi, saya mencoba napak tilas perjalanan pulang sekolah dari persimpangan patung kapten Japa menuju rumah setelah berjalan kaki pula saat berangkat dari rumah pukul 6 pagi usai beraktifitas.

Dilihat dari jarak tempuh yang hanya 7 KM one way, untuk ukuran saat ini bisa dikatakan tidak terlampau jauh. Yang kalo mau dihitung dengan rata-rata waktu tempuh 10 menitan per KM-nya, perlu waktu sekitar 70 menit untuk sampai di lokasi tujuan. Itu ukuran jaman now. Kalo dulu, kira-kira perlu waktu berapa jam ya saya sampai di rumah ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p