Skip to main content

SmartWatch, Layak Beli atau Balik ke Analog ?

Di lingkungan saya, hadirnya teknologi jam pintar atau SmartWatch yang kini sudah banyak dibesut oleh berbagai vendor ternama, tampaknya belum mampu menjadi sebuah trend kepemilikan mengingat secara fungsi masih banyak yang belum dipahami, atau bisa jadi dari segi harga masih enggan untuk dijangkau.
Meskipun persoalan yang satu ini saya kira setara bahkan lebih murah ketimbang sebuah jam analog resmi, bukan kawe loh ya, yang dirilis oleh brand jam belakangan ini.

Tapi ya memang kembali pada kebutuhan. Kalo hanya untuk sekedar gaya sih, yang kawe masih boleh dijadikan pilihan.

SmartWatch. Selain fungsi utama untuk menunjukkan jam atau waktu terkini dimana kita berdiam, bisa juga difungsikan untuk hal lain sesuai jualan brand masing-masing.
Samsung Gear S3 Frontier yang saya pilih sejauh ini, lewat gayanya yang sporty, SmartWatch yang dibesut dengan sistem operasi Tizen, bukan Android loh, bisa juga digunakan sebagai pendamping ponsel saat berolahraga ataupun sekadar menikmati hiburan.
Dibekali dengan internal storage 4 GB yang kalau tidak salah hanya bisa digunakan sekitar 1,5 GB saja, Gear S3 ini bisa diajak mendengarkan musik, membaca email atau notifikasi pesan termasuk Whatsapp.
Jika bosan dengan tampilan wajah jam analog ataupun digital bawaan, bisa diganti sesuka kita atau membuatnya sendiri melalui aplikasi Gear S Designer buatan Samsung.

Di luar itu, kelebihan lain dari Samsung Gear S3 ini adalah kemudahan penggantian strap berkat adanya tuas kecil di sisi dalam. Jadi kalo sekedar untuk menyelaraskan warna strap jam dengan gaya fashion penggunanya mah persoalan kecil. He… sandingkan dengan jam konvensional yang cukup sulit gonta ganti strap.

Meski memiliki beragam kemampuan, satu-satunya kekurangan SmartWatch disandingkan dengan jam model konvensional adalah musti rajin charge batere minimal 2-3 hari sekali. Sedang Konvensional paling ganti batere 6-12 bulan sekali, bahkan bisa lebih lama. Cuma proses charge yang dimaksud, untuk seri Gear S3, sangat memudahkan pengguna, karena tinggal taruh pada docking bawaan.

Memilih SmartWatch atau sebuah jam konvensional sebagai hiasan pada pergelangan tangan atau sudah menjadi sebuah kebutuhan, tentu dikembalikan pada personal masing-masing. Apakah memang layak beli atau tidak ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p