Skip to main content

DKI Jakarta Punya Gubernur Baru, Selamat ya...

Wiii…
Selamat ya pa Anies dan pa Sandi…
Akhirnya lolos lubang jarum juga ke kursi Gubernur DKI… Ini adalah kemenangan kita semua, bahkan termasuk saya yang bukan Warga DKI Jakarta, makanya ndak mencoblos pa Ahok. Hehehe…

Lebih dari 51 % hasil Quick Count nya kalo ndak salah.
Itu artinya ya Mayoritas Penghuni Jakarta memang sudah bosan memiliki Gubernur yang punya mulut comberan, tukang gusur, gak se-Iman dan Penista Agama…
atau Bisa juga ya Mayoritas Penduduk Muslim di Jakarta memang Takut Masuk Neraka…

dan ketika pa Anies yang dulu katanya dipecat pa Jokowi gegara nda becus mimpin Kementrian Pendidikan padahal tingkat serapan anggarannya terbesar, malah bisa jadi memang sengaja dilengserkan agar bisa punya kesempatan duduk di kursi Gubernur DKI. Ya siapa tahu kan ?

Jadi, kedepannya Jakarta bakalan jadi Role Model lagi bagi daerah lainnya. Baik dari segi tata pengelolaan pemerintahnya, kualitas pelayanan birokrasi hingga ke persoalan toleransi umat beragamanya. Serta titik akhir dari semua itu adalah tingkat korupsi yang hadir ditengah-tengah kepemimpinan, apakah memang bertujuan mensejahterakan masyarakat Jakarta dan membangun kepercayaan atau apalah ? He…

Saya harap siy PilGub Bali tahun depan bisa lebih adem ketimbang DKI Jakarta…

Tapi ah, Saya jadi ingat cerita pendek di halaman akhir Intisari beberapa waktu lalu. Dimana seorang lelaki di sebuah desa berada dalam posisi terancam banjir bandang yang akan menghantam rumahnya…
Ketika Pak eRWe datang dan memintanya pergi meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri, si lelaki berkata ‘akan ku tunggu Tuhanku, aku yakin Dia akan menolongku…’
Pak eRWe pun pergi meninggalkannya…
Tidak lama ketika air sudah naik ke lantai 2 rumah si lelaki, pasukan SAR yang membawa perahu karet pun datang menghampiri dan meminta si lelaki untuk naik menyelamatkan diri, namun lagi lagi si lelaki berkata ‘akan ku tunggu Tuhanku, aku yakin Dia akan menolongku…’
dan Pasukan SAR pun beranjak Pergi untuk menolong warga yang lainnya.
Saat banjir sudah setinggi atap dan si lelaki mulai tampak kebingungan di atas genteng rumahnya, sebuah Helikopter polisi datang mendekati dan berteriak agak si lelaki menjangkau tali temali yang diturunkannya, dan lagi lagi si lelaki berkata ‘akan ku tunggu Tuhanku, aku yakin Dia akan menolongku…’
dan Helikopter itupun berlalu mencari warga desa yang tersisa…

Tak berapa lama, banjir bandangpun akhirnya menghanyutkan rumah serta menewaskan si lelaki tersebut.
Saat bertemu dengan Tuhan, ia pun melayangkan protes sambil marah-marah. “Tuhan, aku menyembahmu setiap hari, tapi ketika aku butuh pertolongan dariMu, tak kudapatkan itu…”

Tuhanpun menjawab…
“Aku sudah mengirimkan pak eRWe kepadamu, tapi kau tolak… Aku kirimkan pasukan SAR, kau tolak juga… bahkan ketika Helikopter kudekatkan, kau tolak lagi… lalu Pertolongan apa lagi yang kau harap dariku ?”

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian