Skip to main content

Kangen Kawan Kuliah

Gak terasa sudah hampir dua puluh tahunan kami bersua. Pertengahan tahun 1995, kampus Bukit Universitas Udayana.
Banyak menyisakan cerita, suram dan menyesakkan dada.

Egois. Kira-kira begitu sosok diri yang bisa kugambarkan saat masa-masa perkuliahan itu berjalan. Mau menang sendiri, dan temperamental.
Mungkin itu sebabnya kini aku lebih banyak menarik diri dari pergaulan masa lalu.
Padahal dibalik itu ada rasa kangen pada satu dua diantara mereka.

Sosok pertama, cerdas namun punya tipikal ceplas ceplos. Banyak yang menjaga jarak dengannya lantaran sikap dan perilaku sehari-hari yang kadang tak melihat situasi kondisi setempat. Tapi itulah yang membuat nyaman sesungguhnya, karena tidak ada kepentingan apapun yang ia tunjukkan. Murni menjaga pertemanan, dan persaudaraan.
Kerap menginap dikamarnya, mendengar musik reggae sambil mengerjakan tugas di awal perkuliahan merupakan rutinitas yang tak terlupakan. Hingga ia memiliki pacar yang merupakan teman baik kami berdua. Jarak pun tercipta dengan sendirinya.

Ketidaklulusan di satu mata kuliah mengakibatkan masa-masa kelam dan membuat hari makin jauh saja. dan Kami pun terpisah oleh ruang dan waktu.

Lama tak berjumpa. Namun ia tetap rajin menengok bidadari kami yang nakal. Termasuk si kecil yang tempo hari lama dirawat di Rumah Sakit.
Kadang ingin sekali bertamu kerumah indahnya di Siulan, sambil mengajak anak-anak bermain. Namun sepertinya waktu luang tak pernah mengijinkan itu terjadi.
Semoga ia, keluarga kecil dan keluarga serta orang tuanya selalu diberkati Kesehatan agar kelak bisa menjadi orang besar.

Arsitektur 95

Tertinggal setahun masa perkuliahan, menjadi momen penting untuk berkawan dengan sosok kalem satu ini.
Bijak, tak banyak bicara namun kadang sulit mewujudkan impiannya.

Mantan Ketua Himpunan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana ini kerap direpotkan oleh kelakuanku yang childish dan emosian. Ada rasa salut saat mengingat bagaimana ia mencoba menenangkan salah satu karyawan di bagian umum Fakultas yang kubentak hanya karena Nilai mata kuliah yang belum dikeluarkan. Atau berinisiatif meminta maaf pada salah satu dosen killer, mantan Dekan Teknik yang tercengang usai insiden pemukulan meja saat didaulat menjalankan tugas sebagai Korti. KORban TImpal. Eh…
Atau saat ngebonceng motor GLPro milik pacar kakak perempuannya yang kini telah menjadi ipar, sekaligus mengajariku menunggangi motor lakik, dengan kopling di tangan kiri.

Seleranya bagus, dari musik, pergaulan, gaya hidup hingga soal wanita.
Satu hal yang paling saya ingat sampai sekarang adalah pegangan yang ia yakini sebagai syarat utama memilih pacar, adalah kaki atau betisnya. Mutlak Mulus.
Alasannya sederhana, kalo betisnya mulus pastilah wanita itu adalah orang yang rajin merawat diri, termasuk wajah dan bodi. Hmmm…

Kini kalo tidak salah ia masih bekerja di sekolah Internasional bernuansakan bambu di daerah Sibang Abiansemal. Masih mesra dengan pacar pilihan berbetis mulus yang kini telah resmi menjadi istrinya, bahkan hingga hari ini, di ulang tahunnya yang hampir menyentuh kepala empat.
Sekedar info, ia pedekate dan jadian pasca kegiatan yang menyangkut awal perkuliahan mahasiswa baru saat kami berdua aktif di Himpunan. Ya, pilihannya adik kelas mahasiswi jurusan tetangga yang punya senyum manis, menurutnya.
Sayang, sampai saat ini mereka belum dikaruniai Buah Hati.

Kami mulai berpisah saat Tugas Akhir menjelang. Aku memilih jalan menyelesaikan studi, sedang ia lebih asyik dengan pekerjaan magang dan segudang pengalaman uniknya. Hal yang kemudian memaksanya untuk keluar dari jalur pendidikan, tanpa pernah menyelesaikan angan yang pernah kami rintis sejak awal.

Kadang ada rasa ingin untuk bertemu sekali waktu. Namun perbedaan pekerjaan dan waktu luang sepertinya menghabiskan semua kesempatan yang ada. Termasuk saat ia kuundang datang kerumah di enam bulanan Ara tempo hari. Pula saat reuni BKFT kemarin lalu.

Dua sosok inilah yang berperan besar pada apa yang telah aku dapatkan hingga detik ini. Tanpa mereka, mungkin tak pernah ada yang namanya pandebaik. Tanpa mereka, takkan ada kelembutan yang tercipta akibat melihat kembali pada sosok keduanya di masa lalu.

Kangen Kawan Kuliah. Kapan (bisa) Ketemu ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p