Skip to main content

Uji Kecepatan SmartFren 4G dengan SpeedTest (bundling Hisense Pureshot+)

Melanjutkan tulisan Hisense PureShot+ HS-L695 sebelumnya, ponsel Android ber-Jaringan 4G yang kompatibel dengan semua operator, kali ini saya mencoba berbagi sebagaimana janji di pragaraf terakhir, terkait uji coba kecepatan kartu SmartFren 4G memanfaatkan jasa aplikasi SpeedTest di beberapa lokasi seputaran Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Adapun perangkat yang digunakan masih sama. Hisense Pureshot+ yang dibanderol sekitar 3,2 Juta rupiah saja.

Sebagai gambaran awal, bahwa paket Bundling ponsel berkamera mengagumkan ini memberikan keleluasaan bagi konsumennya untuk menikmati data sebesar 2 GB + 6 GB sebagai bonus yang berlaku hingga 7 hari kedepan sejak aktivasi kartu pertama kali. Jadi bisa dikatakan bahwa kartu SmartFren yang saya uji coba kali ini memiliki masa berlaku paket data 8 GB hanya sampai tanggal 26 Oktober 2015 pukul 23.59.

Adapun metode pengujian yang saya lakukan tergolong sederhana yaitu memanfaatkan jasa aplikasi SpeedTest yang dapat diunduh dari GooGLe Play Strore, serta aplikasi Maps untuk menunjukkan posisi lokasi pengujian. Dalam sesi pertama ini, ada 6 (enam) lokasi yang saya sambangi untuk proses pengujian kecepatan Download dan Upload SmartFren 4G yaitu di Kota Denpasar sebanyak 4 (empat) lokasi pada tanggal 19 Oktober 2015 dan sisanya di Kabupaten Badung keesokan harinya. Kelak apabila rute main saya bertambah, pasti akan di-Update kembali dalam tulisan yang sama.

Oke, berikut hasilnya.

Lokasi Pertama, tentu rumah saya @pandebaik di Banjar Tainsiat dengan titik pengujian berada di dalam rumah berlantai 1 (satu). Kecepatan yang didapat tidak terlalu signifikan, sebagaimana hasil pengujian Modem SmartFren terdahulu. Ini tercermin pula dari kecepatan unduh (lihat gambar terakhir) yang tidak terlalu besar yaitu sebesar maks 1,8 MBps. Bandingkan dengan gambar yang ada di sebelahnya.

Lokasi Kedua, rumah atau praktek Dokter Dani Iswara yang membuka gerai Kangen Water, di sisi timur Lapangan Renon, mencapai kecepatan tertinggi dari yang diuji coba hari itu. Bisa jadi secara lokasi yang berada di pinggiran jalan besar kawasan Renon.

Lokasi Ketiga, diambil di depan ATM BPD depan Lapangan Renon, yang meski secara kecepatan Download sedikit menurun namun kecepatan Upload naik secara signifikan.

Lokasi Keempat yaitu Apotek Adhi Guna yang ada di sebelah barat Sakura Elektronik Jalan Diponegoro. Mengingat secara lokasi tidak jauh beda dengan pengujian pertama maka secara hasilpun ya mirip-mirip lah.

Sebenarnya sebelum menyasar lokasi pengujian keempat, saya sempat mampir sejenak ke Sellular World di jalan Teuku Umar untuk mencari Screen Guard dan Leather Case perangkat ponsel Hisense Pureshot+ ini, namun kelupaan saking kagetnya pas tahu ternyata si mbak yang dari tadi excited menceritakan kelebihan Hisense, kebingungan pula mencari Screen Guard yang akhirnya diputuskan menggunakan Custom Guard alias dipotong dari pilihan yang ada. He… Sedang Leather Case, agak malas menggunakan yang versi Universal karena cukup ribet saat menggunakan kamera-nya. Mungkin dari pihak Hisense bisa memberikan jalan keluar untuk ini ? Screen Guard dan Leather Case free untuk saya barangkali ? Hehehe…

Lokasi Pengujian Kelima, berlanjut di ruangan kantor Seksi Permukiman, Gedung Dinas Cipta Karya lantai III, area Pusat Pemerintahan Puspem Badung, Sempidi kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Meski meningkat cukup jauh, namun kecepatan Upload sepertinya masih standar-standar saja.

Lokasi pengujian terakhir sesi pertama atau Keenam, saya coba di tempat makan siang, daerah Kwanji dengan menu Sate Kambing Lemak. Duuuhhh… ini sih dijamin nambah-nambahin Kolesterol dah. Tapi kalo dilihat dari hasilnya, bisa dikatakan ini adalah hasil yang paling tinggi yaitu kisaran 14 MB untuk kecepatan Download dan 5 MB-an kecepatan Upload. Wiiihhh… mantap yah ? padahal secara lokasi bisa dikatakan Jalan Tibung Sari Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung ini tergolong pinggiran kota loh.

Terakhir saya sampaikan satu ilustrasi kecepatan Unduh dengan melakukan ujicoba Download dua tiga file Video dari halaman YouTube menggunakan aplikasi TubeMate, dimana saat hari pertama pengujian di rumah sendiri hanya mendapatkan kecepatan kisaran 1,8 MBps. Bandingkan dengan kecepatan yang didapat saat mengunduh dua video dari gedung kantor di Puspem Badung, tembus hingga kecepatan 10 MBps. Video dengan durasi 3 menitan, dilahap habis gak sampe semenit. Mantap masbroh…

Nah, kira-kira begini nih, hasil ulik-ulik saya dengan kartu SmartFren 4G, bundling paket ponsel Hisense PureShot+ HS-L695 berlayar 5,5”, kamera 13 MP, dan Octacore prosesor 64 bit. Ada yang masih kurang ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian