Waktu sudah menunjukkan jam besuk ruang NICU, kamipun bersiap menuju kendaraan dan berangkat menyusuri jalan Nangka, Patimura, Suli, Sarigading, lalu Gatsu IV menuju Rumah Sakit Puri Bunda.
Pulangnya, kalo gak kearah timur melewati Hotel Nikki, kearah barat melewati kantor PU Kota Denpasar, pilihan lainnya ya kearah Utara kembali pada rute awal. Begitu terus. Dua kali sehari, pagi dan malam. Selama dua minggu terakhir.
Sesampainya di parkiran, istri biasanya naik duluan ke lantai 3 sementara saya bersiap mebanten, ngaturang canang lan mebakti di Padmasana rumah sakit, untuk memohon kesehatan dan kepulihan putri cantik ketiga yang saya miliki ini.
Sambil melantunkan doa, kadang jika rasa itu tak kuat ditahan pasti ada saja air mata yang dijatuhkan.
Kami begitu cengeng dua minggu ini.
Ruang yang biasa dijadikan tempat untuk menunggu jika keadaan sepi adalah Konsultasi. Meskipun disitu sudah ada larangan agar tidak menjadikannya tempat menunggu.
Namun jika kondisi ramai oleh keberadaan para orang tua bayi yang dirawat di ruang Intensif, kami akan menunggu di areal depan, dekat void lantai 3.
Sebelum pulang, biasanya kami mengobrol sebentar menceritakan pengalaman menengok baby didalam untuk kemudian pulang melalui lift pengunjung. Begitu terus dua minggu ini.
Saat menunggu giliran, biasanya kami akan bercakap antar orang tua mengisahkan sakit bayi masing masing sembari bertukar keluh kesah lantaran merasa senasib. Jika tidak, saya akan mengirimkan hasil foto dan video jepretan diam-diam ke ponsel Istri dan beberapa akun saudara lainnya untuk berkabar.
Ah, rutinitas…
Semoga tidak berlanjut terlalu lama
Comments
Post a Comment