Skip to main content

Amor ring Acintya bli Komang Pande Gus Jun

Mih… kaget mendapat berita bli Komang Gus Jun meninggal di Jakarta tadi pagi karena serangan jantung…
ini salah satu alumni Teknik Udayana sekaligus saudara mindoan semeton Pande yang mengenalkan saya pada musik Thrashmetal era Morbid Angel, Suffocation dan tentu saja Sepultura…

Amor ring Acintya bli Mang…

(FaceBook profile Mar.18 at 11.38 pm)

bli Komang Pande Gus Jun 2

Entah kenapa, saya memimpikan bli Komang barusan.

Tersadar pada pukul 1.38 am 19 Maret, sayapun mulai mengingat kembali apa yang ada dalam benak tadi.

Alkisah saya mengikuti lomba yang diikuti hanya oleh tiga peserta. Lomba tersebut adalah berjalan, berlari dan terakhir mencoba segala upaya yang ada untuk tiba dan sampai di garis akhir yang telah dijaga oleh orang tua penglingsir sebagai satu pendidik kami, semacam rektor atau sejenisnya. Entah…

Untuk mengenali Lokasi lomba, saya diantar Istri yang mengingatkan untuk berkabar melalui ponsel Nokia 6275i lawas yang saya miliki. *oke, mohon jangan tanyakan kenapa harus ponsel Nokia, karena saat tersadar dan mengingat, saya pun bingung kenapa harus menggunakan ponsel tersebut dengan format simcard microchip macam iPhone pula. Namanya juga mimpi, jadi memang dapat dipastikan ya gak bakalan nyambung dengan Logika.

Lomba pun dimulai.

Saya harus melewati orang per orang yang lalu lalang dengan setting jalan setapak mirip di jalur Besakih yang mengambil jalan ke kanan di pertigaan pos polisi itu. Namun orang per orang ini adalah sekumpulan orang yang siap menjatuhkan mental saya dengan kalimat dan kata-kata yang mengejek dan menghina. Tapi karena sudah tahu dan paham saat diberitahu ‘clue’nya oleh istri saya barusan, semua itu saya lalui dengan cuek. Jalan terus…

Rintangan mulai hadir saat saya diharuskan melewati jalan dengan merangkak, sementara tangan harus menghapus dan melafalkan mantra yang *maaf saya sama sekali tidak ingat, namun di ujung jalan, saya diminta meneriakkan satu kalimat semacam yel yang tentu saja masih berupa mantra, yang akan secara otomatis terlintas di pikiran saat saya berkonsentrasi penuh dengan maksud tertentu. Ajaib… saya berhasil mengucapkan mantra tersebut dengan keras dan dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan… dengan apa ya ? Kok bisa lupa…

Perjalanan terakhir, saya lupa mengapa diminta untuk mengayuh sepeda dengan track lurus ke arah utara, hingga mentok di pertigaan, belok kiri dengan turunan tajam dan kondisi jalan yang rusak setengahnya. Yang unik, sembari mengayuh, saya melihat bli Komang Pande Gus Jun, menyalip saya dengan santai, diatas sepeda tuanya.
Disaat melewati jalan rusak, sayapun terjatuh dan dengan berteriak, saya diminta istri untuk boncengan di sepeda bli Komang dengan harapan bisa mengantarkan saya pulang menyelesaikan lomba hingga garis akhir.

Entah bagaimana ceritanya, kok malah saya yang mengambil alih sepeda, ngebut sesuai ‘ilmu pengetahuan’ yang didapat bahwa dengan memacu sepeda dalam arus air di selokan/lubang jalan raya, akan mempercepat laju bak rollercoaster diatas sadel sepeda. Dan entah bagaimana logikanya, sayapun di jelang garis finish yang dihadapkan pada satu area penuh air layaknya danau, disalip oleh dua peserta lainnya dengan menggunakan sepeda motor berkecepatan tinggi.

Saya dinyatakan kalah atau menempati tempat ketiga oleh sang orang tua tadi yang melewati genangan air diatas Truck Wheel Loader yang mirip dengan milik Dinas Bina Marga Badung saat pematangan lahan tahun 2005 silam.

Setiba dirumah, sayapun bercerita pada kedua orang tua perihal perjalanan lomba tadi yang dialami dalam mimpi itu. *Mimpi dalam mimpi, mimpi bertingkat mungkin namanya…
Sembari mengingatkan bahwa tanpa bantuan bli Komang Pande Gus Jun, tentu saya tidak akan bisa sampai di garis akhir, juga dirumah tepat waktu. Maka itu saya mengajak Bapak untuk menengoknya di rumah duka sore ini.

dan semua mimpi itu baru disadari saat terbangun pukul 1.38 tadi…

Ah, mimpi memang gak perlu dinalar pakai logika, masuk akal atau tidak. Apalagi yang diingat juga gak runut jelas dari awal, mengingatkan saya akan pendapat seorang kawan lama, bahwa Mimpi itu gak akan Logis dan Ingat tercerna alur ceritanya. Jadi ya buat apa dipertanyakan lagi.

Yang terpenting bahwa sosok bli Komang ikut hadir didalamnya, yang bisa jadi merupakan bunga tidur dalam ingatan yang tadinya sempat terlintas saat membaca Mantram Gayatri dengan genitri sesaat sebelum tidur. Artinya, pagi nanti saya harus menghaturkan sodha di pelinggih Bethara Hyang Guru atau dimana ya tepatnya ? Mengingat yang bersangkutan belum diupacarai hingga hari ini.
Mohon bantuan para suhu, para guru yang sudah berkenan membaca tulisan yang dilahirkan dini hari pukul 2.09 ini, lantaran gak bisa memaksa mata untuk terpejam lagi.
Baik arti mimpi jika sekiranya itu bermakna, atau soal keterkaitan dengan bli Komang Pande Gus Jun tadi.

Ditunggu yah…

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p