Skip to main content

Antara Kijang 88, CR-V, Xenia dan Avanza

Keinginan untuk memiliki kendaraan pengganti Toyota Kijang jadul, tepatnya rilis 1988 tampaknya sudah hadir jauh sebelumnya. Hanya sayang, saat itu kami belum memiliki cukup bekal tabungan untuk bisa mewujudkannya sesuai harapan. Berselang sekian tahun, keinginan itu muncul kembali seiring penyakit kendaraan makin parah dan pada akhirnya memberikan saran ‘Turun Mesin’ pasca usia kendaraan yang ke-25 tahun. Kalo bisa, keputusan diambil secepatnya.

Mencari atau membeli sebuah kendaraan roda empat tentu tak semudah mencari pengganti ponsel komunikasi, yang secara harga dapat dijangkau dengan sekali gaji. Itu jika yang dicari merupakan spec standar sesuai fungsi, bahkan dengan rentang harga baru, sudah bisa didapatkan. Tidak Demikian halnya dengan mobil.

Harga paling terjangkau untuk ukuran kami sebenarnya ada di kisaran 100 hingga 150-an juta baik kondisi baru ataupun second. Mengingat kami bukanlah kalangan pengusaha yang berada, disamping masih banyak kebutuhan lain yang sekiranya lebih penting untuk dipenuhi. Asuransi kesehatan misalnya.

Dengan rentang budget sekian, beberapa pilihan yang kami sasar pertama adalah Honda CR-V generasi kedua, Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza. Tentu saja dalam kondisi second atau bekas. Pilihan tersebut muncul, tentu berawal dari jenis kendaraan awal yang lebih mengarah pada kategori niaga, SUV, kendaraan yang pas untuk satu keluarga dalam arti sebenarnya.

Hanya dalam perjalanannya, Honda CR-V generasi kedua kami coret dari daftar setelah diujicoba masuk ke halaman rumah, melewati gerbang yang rupanya mentok secara lebar. Sehingga jika keinginan untuk mengganti kendaraan dengan Honda CR-V, hal pertama yang harus dilaksanakan adalah membongkar gerbang masuk, agar pas dengan bodi CR-V yang sedikit lebih lebar ketimbang Kijang 1988 terdahulu. Maka, pilihan selanjutnya hanya ada 2. Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza.

Dengan spek dan rupa yang dikabarkan sama persis, kembaran besutan Astra ini cukup banyak memberikan harapan, meski secara keleluasaan interior masih kalah jauh dengan kendaraan pendahulu kami. Ini dirasakan setelah menikmati Xenia pinjaman milik kakak almarhum selama seminggu, pasca terjualnya Kijang 1988 di kisaran harga 35 jutaan.

Usai berburu harga, spek, kelebihan dan kekurangan masing-masing via Google, hasrat untuk mengganti kendaraan makin besar, meskipun kakak ipar sempat menawarkan Xenia-nya untuk digunakan mengingat ia jarang membawanya pasca kepergian sang istri akhir april lalu. Tapi biarlah, ketimbang nanti merepotkan banyak hal, mending kami miliki sendiri satu kendaraan.

Budget kami naikkan sekitar 160-170an juta, demi mengarahkan pilihan pada opsi kendaraan baru dengan alasan pemeliharaan dan penggunaan. Di kisaran ini, untuk jenis Daihatsu Xenia cenderung memberi banyak pilihan kasta teratas, sedang Toyota Avanza menyasar tipe E (versi termurah dengan kapasitas 1.300 cc, setara dengan Xenia) dan G.

Memasuki masa detik terakhir, rupanya kami diberi sedikit rejeki tambahan dari-NYA, sehingga pilihan jadi jauh lebih mengerucut ke Xenia type sporty atau Avanza seri 1,5 G yang merupakan pilihan tertinggi di kategori All New Avanza. dan setelah final memutuskannya, kami meminta pertimbangan mertua yang kebetulan baru saja mengganti kendaraan kijang 1995 nya dengan Toyota Avanza Veloz Matic hitam di rentang harga 200jutaan. Rupanya keputusan kami untuk meminta pertimbangan memang tidak salah. Kami diberi opsi jalan lain yang sebelumnya tak pernah kami rencanakan mengingat keterbatasan budget yang dimiliki.

Dengan memanfaatkan jasa bantuan lobby mertua, jika kami mau, opsi berikut lantas ditawarkan untuk mengambil Toyota Avanza Veloz Manual, dengan harga yang didiskon beberapa juta. Penawaran ini kabarnya memang lagi ramai dilakukan, untuk mendapatkan harga yang jauh lebih terjangkau, meski dalam hati ada juga keraguan bahwa harga yang ditawarkan adalah harga jual sebenarnya yang sudah dinaikkan demi penawara bernama Diskon untuk menarik hati para konsumen. Tapi entahlah… semua kan triknya pihak Marketing.

Setelah pihak penjualan, Agung AutoMall dihubungi, kamipun positif mendapatkan potongan harga 9 juta rupiah, jika melakukan deal saat itu. Belum termasuk penawaran khusus lainnya yang akan diberikan saat pembayaran dilakukan. Total nilai yang kami bayarkan adalah 185 juta, indent seminggu untuk warna Putih yang kami inginkan.

DEAL…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian