Skip to main content

meManajemen Stress yang masih memBingungkan

Sejak awal masuk di dunia Permukiman, jujur saja saya sudah menyadari bahwa satu saat rasa bosan akan kesibukan dan rutinitas bakalan datang lebih cepat, mengingat banyaknya paket kegiatan yang harus ditangani sendirian. Memang sih tidak sendirian sekali, namun yang namanya beban tanggung jawab dapat dipastikan memang ada.

Lantaran sejak dulu yang namanya manajemen stress hampir tak pernah saya lakukan, maka bisa ditebak jika kini semua serasa mimpi buruk. Bingung dan hanya bisa terdiam, namun pikiran tak bisa lepas, meski dalam kondisi liburan sekalipun. Apa boleh buat, mungkin memang sudah saatnya untuk dipersiapkan.

Pertama tentu olahraga. Minimal jalan kaki secara cepat di sore hari, namun sayangnya yang namanya waktu sangat sulit didapat mengingat keseringan pulang sore jelang malam, sehingga alternatif yang sering terpikirkan adalah Gym. Karena informasinya, arena Gym masih buka hingga malam hari, dan disitu terdapat beberapa alat yang barangkali masih bisa dicoba.

Menulis. Menulis ? Ya… Menulis. Hingga saat ini menulis memang masih menjadi satu satunya cara paling ampuh untuk menghilangkan stress. Namun seperti yang sudah sering disampaikan, sejak kelahiran Intan putri kedua kami, waktu untuk menulis kerap sulit digapai, apalagi kini dengan bertambahnya kesibukan sebagai PPK. Hasilnya ya gitu, jangankan untuk menerima freelance job dari luaran, untuk melakukan UpDate halaman blog pun sudah mulai terasa tersendatnya.

Gadget. Oprek ? duh… rasanya sudah makin jarang. Mengingat lingkungan kini dikelilingi barisan BlackBerry yang kemudian berimbas pada kembalinya pemanfaatan teknologi jadul untuk berkomunikasi ke beberapa rekan dan staf. SMS. Yah, antara gag kesampean niatnya buat ambil BlackBerry (baca: bukan masalah dana, tapi niat :p), atau memang teknologi Android ataui iOS milik Apple bahkan aplikasi yang didukung BlackBerry pun rasanya masih langka digunakan disini. Dimaklumi saja.

Merokok ? Main cewek ? Ampun dah… jangan sampe. Meski memang Nikotin bisa mengurangi raa stress atau entah hanya sugesti, namun kasihan  anak-anak kalo sampe dekat dengan Bapaknya yang Perokok… atau Main Cewek. *uhuk

Lalu apa ? Fotografi ? Hiking ? atau… Kabur ?

Yah, mungkin ini satu-satunya hal yang masih usaha saya lakukan setiap minggunya. Padahal Kabur merupakan satu yang saya rencanakan sejak awal kepindahan, namun apa daya, kesibukan memang terlalu padat ketimbang harapan. Maka jadilah sembunyi-sembunyi masih saya lakukan dengan menggunakan alasan tertentu. Jangan dibocorkan yah…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian