Skip to main content

tentang seorang Kawan Lama

Kadang pepatah lama yang dikatakan orang-orang tua jaman dulu itu ada benarnya… ‘Air Beriak tanda tak dalam, Air Tenang malah menghanyutkan…’

Jika saja saya boleh mengaitkan dengan diskusi kami malam ini, barangkali sang teman sekamar yang saja ajak kali ini masuk kedalam pepatah kedua. Orang yang dari luar tampak tentram damai namun menyimpan cerita yang memiliki sarat makna kehidupan yang patut saya renungkan.

Bila selama ia bercerita saya hanya bisa memberikan sedikit saran dan kisah, mungkin sah sah saja lantaran saya pribadi belum mengalaminya. Namun jika saat itu tiba, bukan tak mungkin nasib dan pemikiran yang saya lakonipun akan serta merta sepertinya.

Kekhawatiran akan hidup di hari esok, berusaha membahagiakan orang tua, anak dan istri, atau bahkan berjuang akan kesehatan dan penghidupan yang layak. Belum lagi menunaikan kewajiban pada keluarga besar yang barangkali membutuhkan biaya dan tenaga yang tak sedikit.

Bersyukur, hingga hari ini saya masih dikaruniai banyak kesempatan. Kesempatan yang sepertinya takkan pernah saya sia siakan. Membahagiakan kedua orang tua yang hingga kini masih sehat, menjadi suami dan ayah yang baik, menabung dan berusaha menjaga kesehatan adalah sedikit pe er dari banyak rencana hidup yang belum bisa dijalani.

Bersyukur pula bahwa kini, bagi saya pribadi bahwa menulis sudah bisa menjadi therapy yang paling manjur untuk meluapkan segala isi hati tanpa khawatir bakalan merusak benda sekitar. Demikian halnya dengan membaca beberapa buku psikologi ataupun motivasi yang sederhana namun mengena. Berusaha untuk tetap berpikir positif dan tak lupa membiarkan semua berjalan tanpa menghabiskan banyak waktu dan energi. Susah memang, namun itu semua demi tujuan yang lebih baik.

Ibis, 12.21 wita… Baru saja usai mandi. Sementara sang kawan sudah tertidur lelap dalam ceritanya. Berharap ia akan menemukan jalan terbaik dari seluruh permasalahan yang kini sedang ia hadapi. Dan hanya doa yang mampu saya beri…

(Jakarta, 24 Juli 2012) Ibis kamar 808

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian