Skip to main content

7 Tips Memilih Ponsel Lokal

Sejak awal kemunculannya, ponsel Lokal atau yang dulu dikenal dengan sebutan ponsel China tampaknya sudah mencuri perhatian sebagian besar pengguna ponsel di Tanah Air. Ada yang masih ingat dengan antrean panjang saat Nexian menawarkan seri NexianBerry yang hanya dibanderol sejutaan beberapa tahun lalu ?

Selain berharga Murah dan terjangkau, ponsel lokal menawarkan beragam teknologi dan fitur terkini yang dapat dijadikan pilihan alternatif bagi mereka yang memiliki keterbatasan budget untuk kepemilikan sebuah ponsel. Sudah begitu, konsumen pun disuguhkan beragam brand yang kemudian melahirkan komunitasnya sendiri sebagai wujud rasa loyal.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir di Indonesia, terjadi pergeseran trend ponsel Lokal yang cukup signifikan. Dari plagiat desain brand ternama, TV Analog, Dual Sim, papan ketik QWERTY, layar sentuh hingga penggunaan OS Android pun ramai-ramai dilakoni.

Di awal tahun 2012 ini, keberadaan ponsel Lokal bisa dikatakan mengalami persaingan yang sangat ketat dari para kompetitor yang dahulu sempat diambil alih pangsa pasarnya. Terutama saat harga sebuah perangkat ponsel pintar milik brand global sudah makin terjangkau oleh kantong pengguna ponsel tanah air.

Lantas, apa Ponsel Lokal masih tetap menarik untuk dilirik ? tampaknya begitu. Namun sebelum memutuskan untuk memilih dan membeli sebuah perangkat ponsel lokal, simak dulu beberapa Tips dari kami.

1. Berikan Batasan Budget. Jika dahulu hanya ada dua range saat konsumen berbicara soal harga sebuah perangkat ponsel Lokal, diatas dan dibawah harga satu juta rupiah, kini sudah mulai sedikit berkembang dengan dibawah 500ribu rupiah. Drastisnya penurunan ini sebagai akibat dari hantaman pasar ponsel global yang dilepas dengan harga dan fitur yang kurang lebih sama.

2. Loyalitas Brand. Jika boleh dikatakan, jumlah brand Lokal yang beredar sejak awal pemunculannya sudah mencapai angka puluhan, namun yang mampu bertahan dengan baik hingga Tahun 2012 ini, setidaknya ada lima nama saja. Berbicara Brand, tentu akan berbicara kualitas perangkat dan tentu saja Layanan Purna Jual. Meskipun ditenggarai rata-rata perangkat ponsel Lokal punya kualitas yang sama, namun akan berbeda jika berbicara soal Layanan Purna Jual tadi. Jangan sampai saat Garansi seharusnya masih berlaku, namun ponsel harus menunggu spare part dalam waktu yang lama atau malah tidak mendapatkan penanganan sama sekali.

3. Fitur dan Penawaran. Selain Trend yang dikatakan sebelumnya, ada pula beberapa jualan yang ditawarkan oleh masing-masing vendor dalam setiap perangkat yang dirilisnya. Entah itu OS perangkat pintar terkini, Messenger, akses dunia maya dan jejaring sosial, bonus eksternal memory atau bahkan ada juga yang memberikan bluetooth headset secara Free.

4. Akses Menu. Meski secara bawaan rata-rata perangkat ponsel Lokal mengadopsi sistem perangkat yang sama persis, namun ada juga yang memberikan kenyamanan akses bagi pengguna untuk setiap Menu ataupun Fitur yang ditawarkan lewat shortcut pada tampilan layar depan misalnya. Hal ini akan mempengaruhi pengguna dalam melakukan perubahan kebiasaan dari ponsel sebelumnya.

5. Teliti Spesifikasi terhadap Fitur yang ditawarkan diatas. Dalam beberapa hal, apabila fitur yang ditawarkan begitu megah dan wah, biasanya akan diikuti oleh kebutuhan minimal perangkat untuk mampu menjalankannya. Sayangnya, hal inilah yang kemudian kerap luput diperhatikan oleh calon pembeli sehingga mengakibatkan adanya keluhan saat pemakaian atau akses yang lambat baik untuk membuka Menu dan mengoperasikannya.

6. Coba sebelum membeli. Berbeda dengan perangkat seluler dari vendor global, perangkat ponsel lokal terkadang ‘Tak seindah iklannya’. Beberapa dari mereka menawarkan kemampuan untuk memainkan Permainan High Definition, namun pada kenyataannya hanya mampu melakukan permainan emulator. Itupun masih terdapat Lag atau jeda yang cukup mengganggu. Demikian halnya dengan tampilan akses Menu dan halaman depan yang paling sering dipalsukan dalam tampilan iklan.

7. Pahami batasan kemampuan ponsel. Minimal bagi yang memiliki hobi gonta ganti ringtones, games, aplikasi ataupun thema agar tak menyesal belakangan lantaran ponsel yang terlanjur dibeli ternyata tak mampu melakukannya. Ini bisa ditelusuri melalui dunia maya atau komunitas forum tertentu yang membahas ponsel tersebut secara lebih detail.

Ketika tujuh Tips diatas minimal sudah dapat diketahui oleh Pengguna sebelum memilih perangkat ponsel Lokal, harapannya tentu saja tak ada lagi rasa penyesalan atau keluhan yang terjadi ketika ponsel sudah berada di tangan.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja