Skip to main content

Terjangkit Virus Fixie Holic

Gowes Yuk…

Ajak seorang teman beberapa kali dalam tiga bulan terakhir ini. Sayang, setiap kali ajakan itu dilontarkan, setiap kali itu pula aku menolaknya. Alasannya sederhana. ‘gag punya sepeda nih…’. padahal di Gudang belakang, ada sebuah sepeda balap yang sudah tak kupakai lagi sejak kepindahan kantorku yang aksesnya lumayan jauh dari rumah. Sebuah Sepeda pemberian almarhum kakek saat aku masih duduk di bangku SMP.

Gowes Yuk…

Si Teman seakan tak pernah lelah menawariku untuk ikut serta dalam setiap aksi bersepeda beberapa rekan terdekat yang hanya mengambil rute-rute pendek.

Fixie Holic

Stiker ini kujumpai disebuah tangkai sepeda berwarna hijau metalic, tak sengaja ketika kami sekeluarga hadir dalam sebuah arisan keluarga. Dengan warna yang menjolok mata, sepeda yang bentukannya sederhana dan simpel ini langsung saja menarik hati dan teringat pada ajakan Gowes teman tadi.

Fixie. Sebuah penamaan baru untuk sebuah sepeda yang identik dengan gaya minimalis dan simpel . beberapa ciri khas yang gampang dikenali adalah sepeda Fixie tidak memiliki rem seperti halnya sepeda biasa. Lantas bagaimana caranya si pengguna sepeda Fixie melakukan pengereman ? Torpedo. Si  pengguna tinggal mengandalkan kekuatan pedal atau memutarnya sedikit kearah belakang untuk memperlambat laju.

Ban sepeda Fixie juga jauh lebih kecil dan ringan, sehingga biasanya sepeda ini diadopsi dari sepeda balap yang pula memiliki karakter ban yang sama.  Untuk membuatnya sedikit bergaya, ban Fixie ditambahkan sebuah pelek (velg) lebar berukuran 3 s/d 5 cm. Makin lebar pelek yang digunakan, makin besar pula image kaki yang terlihat dari sebuah sepeda Fixie.

Penampilan sebuah Sepeda Fixie kelihatannya benar-benar mencerminkan sosok seorang anak muda yang cenderung simpel namun tetap kreatif.

Wujud kekreatifan dari sosok sepeda Fixie diwujudkan dengan penggunaan kelengkapan sepeda ataupun warna-warna yang dinamis. Lihat saja di seputaran tempat penjualan alat kelengkapan sepeda. Bisa ditemui beberapa jenis rangka yang tak biasa, beragam warna yang menghiasi ban, pelek, kreng ataupun pedal bergantung pada selera si pembeli.

Untuk mendapatkannya, seorang peminat sepeda Fixie dapat membeli jadi di toko sepeda terdekat dengan harga yang bervariasi, dari 2 juta hingga 4,5 juta keatas untuk pemegang brand atau merek tertentu. Kendati begitu, tak sedikit pula yang memutuskan untuk merakit dan mencoba menggabungkan beberapa pilihan yang tidak biasa untuk memuaskan hasrat mereka. Untuk yang satu ini, budget yang disediakan biasanya sedikit lebih besar dari model sejenis yang bisa didapat dari membeli jadi.

Trend penggunaan Sepeda Fixie kalo tidak salah sudah mulai ramai sejak tahun 2010. Sayangnya saya pribadi baru terjangkiti Virus Sepeda Fixie sekitar bulan Juni lalu. Itupun setelah terpukau dengan warna warni Sepeda Fixie yang dipamerkan Fixie Holic saat arisan keluarga beberapa waktu lalu.

Akhirnya, sayapun mengambil keputusan dalam waktu singkat untuk merakit sendiri Sepeda Fixie dengan mengandalkan sepeda balap yang sebetulnya sempat diperbaiki lima tahun lalu, Saat masih berkantor di jalan Beliton, 500 meter jauhnya dari rumah. Bagaimana hasilnya ? tunggu lanjutannya.

 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja