Skip to main content

Mini Review iPad 2 (compare Samsung Galaxy Tab P1000)

Jarang-jarang bisa mendapatkan sebuah Gadget terkini untuk di-Review di blog www.pandebaik.com sejauh ini. Paling sering sih jauh sesudahnya bahkan bisa jadi ketika kehebohannya sudah mulai mereda. Tapi tidak untuk kali ini.

iPad 2. Siapa sih yang gag tau perangkat yang satu ini ? setelah sukses dengan pendahulunya, Apple di pertengahan tahun 2011 ini resmi meluncurkan perangkat tablet yang kabarnya jauh lebih cepat, lebih tipis dan tentu saja lebih dashyat secara multimedia dan terobosannya.

Pertama kali melihat video perkenalan perangkat iPad 2 yang dipaparkan the Founding Father Steve Jobs beberapa waktu lalu di portal penyedia video YouTube, bisa dikatakan sangat banyak fitur baru yang diperkenalkan di perangkat ipad 2 ini. Dari kabel converter yang memungkinkan pengguna untuk melakukan dua aktifitas sekaligus, smart cover yang secara otomatis mampu menonaktifkan fungsi layar saat ditutup sehingga menghemat daya, atau fitur Multimedianya yang memungkinkan beberapa pemusik mampu memainkan sebuah Live Concert hanya berbekalkan iPad 2. www.pandebaik.com beruntung bisa mendapatkan perangkat ini jauh lebih cepat dari perkiraan.

iPad 2 yang saya dapatkan, datang dengan Cover  kulit yang tadinya sempat saya kira malah dibungkus kardus. Kok aneh ya ? hehehe… tapi rasanya kok gak afdol kalo memegang perangkat iPad 2 harus bersama Cover kulit begitu. Maka jadilah untuk sementara covernya saya buka, dan benar, ketipisannya membuat saya gemetar akan kekwahatiran perangkat bakalan patah ketika saya genggam, saking tipisnya.

Kekaguman pertama yang hinggap dibenak saya adalah saat menjajal layar utama atau Homescreen, menggesernya kekanan dan kiri untuk mengakses halaman menu yang lain dan juga mencoba membuka salah satu menu yang ditampilkan. Jika dibandingkan dengan perangkat Android baik Samsung Galaxy ACE yang saya miliki ataupun Samsung Galaxy Tab yang beberapa waktu lalu sempat saya review pula, terlihat jelas perbedaan kelembutan sentuhan dan perubahan layarnya. iPad 2 jauh lebih soft dan menarik secara animasi dan responsif terhadap sentuhan jari.  Seperti halnya perangkat Android Premium, layar iPad 2 menggunakan layar Capatitive yang artinya pengguna dapat melakukan berbagai aktifitas dengan menggunakan kombinasi jari, dan bukan stylus. Selain itu, iPad 2 hanya memiliki halaman HomeScreen tanpa tambahan halaman Menu seperti halnya Android. Jadi semua aplikasi baik bawaan ataupun yang diunduh, akan secara otomatis tampil di halaman HomeScreen.

Uniknya, fitur Accelerometer yang disematkan mampu merotasi layar sesuai arah genggam si pengguna. Sehingga satu kali saya nyalakan dalam posisi terbalik (tombol home berada diatas layar), sayapun sempat kebingungan mencari tombol tersebut. Hehehe…

Resolusi layar yang digunakan termasuk besar atau standar desktop pc. 1024×768 pixel atau sedikit lebih besar ketimbang Samsung Galaxy Tab yang hanya 1024×600 pixel. Efek positifnya, pengguna dapat memanfaatkan layar yang lebih lapang (10”) untuk beraktifitas namun akan kesulitan dengan besaran perangkat yang cukup repot untuk ditenteng kemana-mana. Bagai membawa satu ubin besar ketimbang sebuah agenda.

Masuk pada Menu Pengaturan/Setting, pengguna dapat mengakses seluruh fitur Pengaturan baik yang ada dalam perangkat iPad 2 maupun aplikasi dari pihak pengembang dalam satu jendela. Ini jauh lebih memudahkan untuk melakukan kustomisasi perangkat dalam satu waktu.

Sayangnya saat menelesuri lebih jauh saya tak menemukan tombol Back/kembali untuk mengakses halaman sebelumnya. Tombol pilihan ini saya temukan hanya pada beberapa menu saja, sehingga bisa dikatakan sangat membingungkan dan dengan terpaksa menekan tombol Home untuk kembali ke halaman awal. Mungkin itu sebabnya produk iPad dan juga iPhone dikatakan tidak mampu melakukan aktifitas MultiTasking seperti halnya ponsel atau perangkat pintar lainnya.

Jika dahulu saya begitu mendewakan perangkat Android untuk soal dukungan pekerjaan, dengan terpaksa saya harus menarik ucapan tersebut kali ini. iPad 2 dengan bawaan Office Applicationnya ternyata mampu membaca format Microsoft Office Application baik versi 97 ataupun 2003. Beberapa format seperti doc, docx, xls, ppt maupun pdf dapat dibuka dengan baik pada perangkat ini.

Sayangnya apabila kembali diCompare dengan perangkat Tablet milik Android, ada 2 kekurangan yang saya temukan dalam Mini Review kali ini. Pertama, Ketiadaan slot SimCard yang memaksa pengguna untuk selalu mencari Hotspot gratisan terdekat hanya untuk berinteraksi dengan dunia maya atau malah beraktifitas dengan aplikasi yang membutuhkan koneksi data. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan membeli perangkat Android murah yang mampu dimanfaatkan sebagai HotSpot portable. Tapi apa mau tuh, kalo musti beli perangkat Android lagi ?

Kekurangan kedua, berkaitan dengan ketiadaan slot SimCard adalah ketiadaan fitur Tethering alias mengubah perangkat menjadi Hotspot tadi. Jadi iPad 2 bisa dikatakan hanya berfungsi sebagai perangkat bagi pengguna dunia maya saja. Hehehe… Sedangkan efek lainnya dari ketiadaan slot sim card tentu saja, iPad tidak bisa digunakan untuk voice call dan sms. Cukup mengandalkan email dan Chatting saja.

Menengok App Store yang ada dalam perangkat iPad, bisa dikatakan fitur pengenalan setiap aplikasi/games yang ingin diunduh/dibeli jauh lebih informatif ketimbang Android Market. Ini bisa dimaklumi lantaran secara resolusi atau besaran layar memang jauh lebih baik. Mungkin untuk kategori ini kelak bisa disandingkan dengan perangkat Android 8,9” atau 10.1” milik Samsung Galaxy Tab terbaru.

Sayangnya, akibat minim waktu yang saya dapatkan untuk menjajal perangkat iPad 2, hingga si pemilik datang meminta kembali perangkat mantap keluaran Apple ini, saya belum jua menemukan cara untuk melakukan Transfer Data ke prangkat lain seperti Android ataupun NoteBook yang saya gunakan. Dengan terpaksa sayapun mencari akal lain yaitu memanfaatkan email untuk mengirimkan dua screenshot pada layar yang saya ambil sebagai bukti nyata. Minimnya waktu untuk melakukan Review lebih jauh, pula menjadikan alasan mengapa tulisan kali ini ini saya beri headline Mini Review iPad 2.

Ohya, sekedar informasi tambahan, untuk melakukan pengambilan gambar (ScreenShot) pada layar iPad 2 ini, bisa dilakukan dengan menekan tombol Home dan Power secara bersamaan, namun memang memerlukan sedikit kesabaran untuk mampu melakukannya dengan mulus.

Akhir tulisan, bagi rekan-rekan yang hingga kini masih bertanya-tanya tentang “lebih baik memilih perangkat iPad 2 atau Samsung Galaxy Tab sebagai Next Gadget”, silahkan memikirkan kembali sedikit Review saya diatas. Jika yang dibutuhkan itu adalah iMage dan  fitur Multimedia, saya sarankan pilih iPad 2, karena saya yakin banyak orang yang bakalan tertarik pada perangkat yang Anda tenteng dan gunakan di keramaian. Namun jika yang dibutuhkan itu adalah kemampuan berselancar di dunia maya kapanpun dimanapun dan tanpa bantuan perangkat apapun, termasuk masih menginginkan adanya fitur Voice Call atau pun sms, silahkan pilih Samsung Galaxy Tab P1000 dengan layar 7”. Karena kabarnya Samsung Galaxy Tab 10.1 yang kelak dirilis, bakalan meniadakan semua fitur diatas alias murni bersaing dengan iPad 2.

Well, semoga saja berguna untuk Mini Review iPad 2 kali ini. See You later…

 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja