Ada rasa aneh yang tersirat di kepala ketika berkesempatan memegang langsung ponsel Android resmi rilisan Google, Samsung Nexus S. Ini disebabkan karena Bentuk permukaan layar sentuhnya yang tidak biasa (melengkung) dan juga bentuk ponsel yang tidak simetris ketika dilihat dari sisi samping.
Samsung Nexus S. Merupakan salah satu ponsel Android yang dirilis resmi oleh Google dan dibuktikan dengan sistem operasi yang secara bawaan sudah mengadopsi Android versi 2.3 GingerBread. Sesuai dengan tulisan saya sebelumnya, Samsung Nexus S merupakan ponsel pertama yang dirilis dengan dibekali Roti Jahe.
Dibandingkan dengan perangkat Android Samsung Galaxy Ace S5830 yang saya miliki, untuk penggunaan atau operasional Samsung Nexus S jelas jauh lebih mantap. Ini bisa dimaklumi lantaran secara kekuatan Prosesor sudah mencapai kecepatan 1 GHz (512 MB RAM), meski saat diperiksa dengan menggunakan aplikasi Elixir, kecepatan rata-rata yang berjalan dalam keadaan siaga hanya 800 MHz saja. Kecepatan baru meningkat ketika aktifitas Multitasking coba dilakukan.
Dengan mengadopsi layar selebar 4 inchi, tentu saja tampak lebih lapang saat dijejali icon shortcut pada salah satu halaman HomeScreen. Demikian pula dengan resolusinya yang memang jauh lebih baik yaitu 480×800 pixel. Satu standar layar untuk ponsel Android High End.
Meskipun berasal dari satu pabrikan, tampaknya User Interface Touch Wiz milik Samsung yang digunakan oleh perangkat Nexus S jauh berbeda dengan Galaxy Ace yang saya miliki. Ini bisa dimaklumi lantaran perbedaan versi Android yang digunakan. Secara tampilan depan (HomeScreen), mengingatkan saya pada aplikasi Theme ADW Launcher yang beberapa waktu lalu sempat saya coba di perangkat Ace. Begitu pula ketika masuk pada Struktur Menu, Slide yang dilakukan bergerak secara Vertikal dengan tampilan icon Menu yang sedikit berbeda atau mengadopsi ke-khasan tampilan GingerBread.
Sesuai dengan tulisan sebelumnya, Samsung Nexus S datang dengan dukungan penuh dari pengembang utamanya, Google. Baik dari Google Mail, Google Search, Google Talk, Google Earth, Google Maps lengkap dengan Navigasinya, Android Market dan tentu saja YouTube. Sayangnya, saya tak menemukan aplikasi Office seperti halnya ThinkFree pada perangkat Galaxy Ace sehingga si teman yang memiliki perangkat ini dengan terpaksa menginstalasi aplikasi Dokumen tambahan.
Apabila pada perangkat Samsung Galaxy Ace S5830 saya harus berusaha untuk memantau sisa memory internal agar tak menciptakan lag atau jeda saat melakukan Multitasking akibat minimnya memory, sepertinya hal tersebut tidak akan berlaku bagi pemilik perangkat Samsung Nexus S. Dengan besaran Internal 16 GB (walaupun tanpa slot kartu memory eksternal tambahan), saya yakin itu sudah lebih dari cukup asalkan data, image dan musik yang dijejalkan dapat disimpan seefisien mungkin. Artinya, buang yang tidak diperlukan.
Ohya, ada Menu unik yang saya temukan dalam perangkat Nexus S. Car Home. Sepertinya Menu yang satu ini diberikan bagi para pengguna yang ingin memanfaatkan perangkat Nexus S dalam perjalanan berkendara. Salah satu diantaranya adalah fitur Navigasi yang sedianya digunakan untuk memandu jalan pulang kerumah. Namun, ada yang unik ya ada juga yang dihilangkan. Samsung Apps. Entah mengapa saya tak jua menemukannya dalam barisan Menu yang disajikan.
Untuk colokan kabel data sekaligus Charger, Samsung membekali port MicroUSB yang sama dengan perangkat Samsung lainnya dari Galaxy Ace yang saya miiki maupun Champ Duos, ponsel layar sentuh murah meriah yang tempo hari di-review. Jadi, masih bisa berbagi penggunaan kabel data ataupun Charger apabila kehabisan daya saat dibutuhkan.
Sayangnya selama berkesempatan menjajal perangkat Samsung Nexus S ini, saya menemukan satu kekurangan besar. Hingga tulisan ini diturunkan, saya tak jua menemukan cara untuk mengambil ScreenShot layar (ScreenCapture) tanpa menggunakan aplikasi tambahan, rooting ataupun kabel data. Tapi apakah itu bisa disebut sebagai kekurangan ?
Comments
Post a Comment