Skip to main content

Nokia 5300 Simpel buat dikantongin

Ha… sejak punya blog rasa-rasanya tiap kali ngliat sodara ataupun rekan nenteng ponsel baru, membuat otak gak sabar untuk mereview ponsel tersebut dengan cara tersendiri. Yah, kali aja ada yang tertarik dengan tipe tersebut, sehingga bisa mempertimbangkannya kembali usai mampir ke blog ini. Kali ini seorang ponakan yang baru lulus SD, diberikan hadiah ponsel Nokia 5300 oleh orang tuanya, mengganti seri lama 3610 dari merek sama, milik sang ortu dahulu.

Ponsel dengan konstruksi sliding ini pertama kali dikenalkan sekitar bulan September 2006 lalu (udah lama juga ya ?), dalam jajaran ponsel musik berbarengan dengan sang adik, Nokia 5200 yang punya kekurangan dalam banyak hal. Mengadopsi Nokia series 40, yang artinya sangat terbatas apabila sang pemilik menginginkan penambahan aplikasi penting macamnya spreadsheet atau hiburan lainnya. Hanya saja, lantaran dalam hal ini si pemakai baru naik tingkat dari sekolah dasar, maka keperluannya paling banter ya sms, nelpon, jepret kamera, ringtones, bagi-bagi video dan juga nge-games. Akan berbeda halnya dengan saudaranya yang punya konstruksi putar, Nokia 5700, yang udah melek Symbian 60.

Jika dibandingkan dengan series 40 lainnya, ponsel ini tergolong memakai interface terbaru, artinya ada modus siaganya dilayar depan (wallpaper), yang mampu menampilkan ikon-ikon kecil, sebagai tanda item menu yang paling sering diakses. Ini bisa merupakan gangguan bagi mereka yang masih suka narsis, memampang foto manisnya diri sendiri, jelas tak indah jika harus terganggu oleh tampilan siaga aktif tersebut. Tentu saja ini bisa di non-aktifkan kok.J

Desain sliding artinya pada bagian utama, hanya menampilkan dua tombol akses menu, tombol navigasi dan tentu saja tombol sambung-putus, dan berhubung ponsel ini didedikasikan sebagai ponsel musik, ada tambahan 3 tombol akses musik disisi kiri bodinya. Sedang bagian yang kedua berisikan keypad numerik, yang tentu memberikan keleluasaan layar yang sudah 262K plus resolusi Qvga (240×320 pixel). Lebih besar dibanding ponsel dengan desain batangan macamnya 6275i. Namun desain sliding khas Nokia memang blom bisa menyamai brand lain yang terkenal dengan ketipisan bodinya walopun mengadopsi bentuk sliding, seperti Samsung.

Harga baru tipe ini ada dikisaran 1,5 juta, sudah mendapatkan ponsel dengan kamera 1,3 MP, plus tambahan memori eksternal MicroSD, dengan memori internalnya sendiri cukup lapang yaitu 30MB. Dalam rentang harga segitu, salah satu saingannya dari saudara sendiri adalah tipe 6300 yang punya desain batangan, namun dikenal dengan ketipisan bodinya, plus kamera 2MP dan tentu saja layar warna yang udah 16bit. Tentu saja jauh lebih kinclong buat melihat foto diri. Hanya saja, kalo mau dibandingkan antara sesamanya tadi, jelas ponsel Nokia 5300 ini jauh lebih enak digenggam bagi mereka yang memiliki genggaman tangan kecil, plus lebih simpel jika diselipkan di saku baju.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian