Siang ini kami kentjan berdua saja. Sepulang kerja sambil menunggu waktu jemput si tengah Intan di sekolahannya. Pilihan kali ini, pengen nyobain Patimura Nasi Bakar, yang memang sudah dari awal pengen mampir tapi kok rame melulu. Jadi pinisirin. Macam apa sih menunya ?
Jalan Suli itu tampaknya sudah identik dengan barisan rumah dinas para pejabat atau para old money di masa lalu. Suasana yang diciptakan sampai hari ini khususnya mereka yang masih setia mempertahankan gaya bangunan lama adalah rumahan banget. Serupa dengan kedai kopi milik salah satu kawan kami yang sudah lebih dulu menghadap-Nya. Apalagi sebagian besar bentuk dan pernak perniknya masih dipergunakan. Seperti jendela krepyak kaca, pintu panil model old, sampai keramik motif bergaya jaman dahulu. Khas dan mudah diingat.
Sesuai namanya, Patimura Nasi Bakar ini menyediakan menu spesial Nasi Bakar, tanpa ada menu tambahan atau opsi cemilan lainnya sebagaimana yang biasa dipesan para bocil kami. Itu sebabnya, venue satu ini tampaknya gak bisa kami rekomendasikan sebagai tempat makan keluarga, termasuk mereka yang mungkin berada pada rentang usia 50an tahun keatas. Ini cocok banget bagi para Gen-Z yang saat ini sedang berada pada jenjang remaja, atau para milenial dan Gen-X yang berjiwa muda. Lalu ada menu minuman dalam jenis yang terbatas dan pilihan kerupuk emping, udang atau rambak sapi. Cuma saat kami mampir tadi, semua kerupuk ini sudah habis diembat pengunjung sebelumnya.
Saya pribadi memilih Nasi Bakar Oseng Sapi dan Es Lemon Tea Apple, sementara istri ambil opsi Nasi Bakar Cakalang Asap dan Es Cendol. Harganya cukup terjangkau, utamanya bagi kantong kami dan juga para mahasiswa atau Gen-Z. Harga makanan sesuai yang tertera pada menu, tidak lagi ditambah Pajak atau biaya Service. Aniway, Es Cendolnya Enak Gaes.
Sembari menunggu pesanan datang, iseng saya membaca Google Review yang rata-rata mengeluhkan soal pelayanan yang cukup lama, waiter yang gak ramah atau tentang tiadanya tisu di meja makan. Lumayan bikin ragu awalnya. Tapi nyatanya, lima belas menit menunggu, pesanan kami sudah datang aja dan siap santap. Enak kalau menurut saya. Porsinya juga pas, gak terlampau banyak seperti venue lainnya yang menyediakan sajian nasi bakar.
Cuma memang untuk ketersediaan tisu, masih jadi catatan sih.
Selain menu utama, di bangunan lain rupanya ada pilihan ngopi bagi mereka yang lebih suka nongkrong sambil ngobrol. Disertai cemilan roti dan minuman ringan lainnya.
Bagi yang pengen mampir nyobain atau sekedar iseng diskusi bareng temen, saya sarankan datangnya sore. Karena dengan minimnya pohon rindang, dijamin bakalan adem buat nongkrong di area outdoor. Sementara kalau pagi sampai siang, mungkin bakalan full terpapar cahaya dan panas matahari.
Comments
Post a Comment