Skip to main content

Trip ala Backpacker menuju Malang

Lebih cepat dari jadwal, bus memasuki Kota Malang sekitar pukul 4 sore tadi dan tiba di areal dekat villa yang sedianya kami huni selama 2 malam kedepan.
Sesuai kesepakatan, sebelum beristirahat kami menyempatkan diri untuk makan malam bersama di sekitar lokasi. Namun mengingat perjalanan kali ini dilakukan tanpa bantuan travel, kami cukup kesulitan menemukan tempat makan yang bisa melayani 16 orang peserta, mengingat rata-rata sudah dibooking dalam jumlah besar.

Alhasil agenda makan malam jadi molor banyak lantaran ketersediaan bahan makanan gak mampu melayani semuanya. Yang bikin sial, alasan itu baru disampaikan pas sebagian pesanan dah selesai dibuat. Jadinya musti pesan ulang menu yang lain. He… Apes.

Perjalanan kali ini cukup menyenangkan, secara pribadi. Karena lokasi tujuan bisa diakses dengan cepat berhubung saat ini belum musim liburan. Jadi enak dan lancar di sepanjang jalan.

Ada banyak pengalaman baru yang didapat. Salah satu misalkan sulitnya mengeluarkan air kencing di toilet bus saat kendaraan melaju kencang. Huehehe… Saat tangan kanan sudah memegang Nyoman Bongol untuk diluncurkan, tangan kiri harus menopang tubuh dengan cara berpegangan pada dinding atas toilet yang didesain amat sangat terbatas untuk ukuran tubuh saya.

Lalu soal waktu dan menu pun, bisa kita pilih sendiri dengan harga yang lebih murah ketimbang menggunakan jasa travel. Termasuk urusan penginapan dan lainnya. Meski musti disepakati dulu sebelum keputusan diambil bersama.

Terkait penginapan, kami mengambil opsi di Kota Batu Malang, diatas Agro Wisata, salah satu unit perumahan 4 lantai yang menyediakan 9 unit bed siap pakai.
Ground Floor sepertinya difungsikan untuk segala mesin dan garasi, Lantai 1 untuk ruang bersama, 2 unit kamar dan kolam renang serta dapur dan mushola, Lantai 2 ada 3 unit kamar tidur, dimana salah duanya terdiri dari 2 dan 4 unit tempat tidur berjejer. Lantai 3 untuk area gym dan rekreasi, sedang Lantai 4 rooftop, terdapat tempat duduk santai melingkar untuk menikmati pemandangan Kota Batu Malang dari ketinggian.
Saya melihat disebelah unit ini, terdapat pula satu unit dengan fungsi ruang yang sama, terpisah oleh sebuah gerbang besi yang dapat dibuka tutup bilamana dibutuhkan.

Dengan suasana yang begini, rasanya mirip dengan kepemilikan rumah baru 2 lantai di tempat asal, yang mana masih betah dinikmati walau untuk sekedar duduk diam menikmati waktu yang berjalan cepat.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian