Skip to main content

Revolusi Kereta Api di Indonesia, Kini Jadi Makin Nyaman dan Aman

Banyak perubahan terjadi di dunia perkeretaapian di Indonesia selama beberapa tahun belakangan. Bahkan bisa dibilang, perubahan yang terjadi sangat drastis. Dari kereta api yang jorok dan selalu penuh sesak serta terlambat, jadi kereta yang bersih dan tepat waktu serta bebas asongan.

Awalnya, perubahan ini membuat para penumpang kaget. Terutama yang terbiasa mengandalkan makanan dari asongan atau membeli oleh-oleh yang dijajakan para pedagang di atas gerbong.

Selain itu, ada banyak perubahan lainnya yang bisa disebut sebagai revolusi dari PT KAI Indonesia untuk kenyamanan perjalanan yang lebih baik.

Berangkat dan Datang Sesuai Jadwal

sumber: wikipedia.org

Kereta datang terlambat, itu biasa. Tapi, itu dulu, ketika jadwal kereta api dikenal selalu molor dan terjadi selama puluhan tahun, sehingga penumpang pun biasa datang terlambat dan santai turun di stasiun ketika transit.

Tapi sekarang tidak lagi. Jadwal kereta api semua sesuai dengan jadwal, mulai dari berangkat sampai kedatangan di kota tujuan. Kecuali ada kejadian sangat luar biasa seperti bencana alam, jadwal kereta api tak berbeda dengan yang sudah tertera di tiket atau website.

Kelas Ekonomi Ber-AC

Dulu, kelas ekonomi adalah yang paling apa adanya dari semua tipe kereta PT KAI Indonesia. Penuh sesak, penumpang sampai ke atas gerbong dan bisa dapat tempat duduk saja sudah sangat bersyukur adalah gambaran kereta ekonomi zaman dulu.

Sekarang, PT KAI Indonesia melakukan revolusi besar-besaran. Penumpang semua kelas dipastikan dapat tempat duduk sesuai tiket, dan tak ada yang boleh naik tanpa tiket.

Tiket Bisa Dibeli Secara Online

Antri dan calo adalah gambaran beli tiket kereta api zaman dulu. Jika tak beruntung dapat tiket di loket, maka calo adalah jawabannya dan sudah pasti harganya jauh lebih mahal. Dan belum tentu dapat tempat duduk pula.

Namun hal itu sudah tak ada lagi sekarang. Semua penumpang dipastikan dapat tempat duduk, baik kelas eksekutif maupun kelas ekonomi dengan harga tiket termurah sekalipun. Calo pun sudah tak ada lagi, karena beli tiket harus dibeli sesuai tanda pengenal yang berlaku.

Dan yang paling menyenangkan adalah, penumpang bisa beli tiket kereta PT KAI Indonesia secara online. Baik lewat website resmi PT KAI Indonesia, minimarket yang bekerjasama, atau lewat Traveloka. Selain bisa memilih tempat duduk sesuai dengan keinginan, sekarang penumpang kereta juga bisa melakukan pengembalian tiket jika terjadi hal tak direncanakan.

Lahirnya Kelas Ekonomi Rasa Eksekutif

Revolusi baru dari PT KAI Indonesia soal kelas kereta salah satunya adalah di kelas ekonomi eksekutif. Bukan kelas bisnis, melainkan kereta ekonomi dengan fasilitas eksekutif. Memiliki gerbong dan kursi yang nyaman, tiket kelas ini sedikit lebih mahal daripada ekonomi namun lebih murah daripada eksekutif.

Dengan kenyamanan yang diberikan, salah satunya adalah tempat duduk empuk yang didesain untuk satu orang, kereta ini jadi favorit penumpang yang ingin merasakan kelas eksekutif dengan harga yang lebih terjangkau.

Lahirnya Kereta First Class Yang Nyaman dan Mewah

Tahun 2018 ini, PT KAI Indonesia melakukan revolusi terbaru dengan menghadirkan kereta first class. Seperti namanya, kenyamanan yang diberikan di kereta ini lebih baik daripada kelas eksekutif. Kursi penumpang didesain untuk satu penumpang dan bisa diatur untuk dijadikan tempat tidur. Pada masing-masing kursi, juga disediakan lemari khusus untuk menyimpan barang dan juga fasilitas lainnya yang membuat perjalanan lebih nyaman.

Meski harganya jauh lebih mahal daripada kelas lainnya. Namun kereta first class langsung diminati penumpang karena kenyamanan yang diberikan.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...