Skip to main content

Tangis Bayi yang Kami Nanti

Percakapan tadi sangat berarti bagi kami, meskipun lawan yang diajak bicara adalah tiga perawat di ruang Resti, Rumah Sakit Puri Bunda. Dari pagi Hingga tadi, Kami belum bertemu dengan Dokter Rini, spesialis Anak yang merawat putri keTiga kami sejak awal. Minimal perkembangan tentang perawatan putri kami ini.

Sebetulnya sih kemarin malam saya sudah dijelaskan banyak oleh Beliau. Namun lantaran pikiran masih Galau dengan kondisi adik bayi ditambah capeknya bolak balik mengurus administrasi kamar sejak sore, penjelasan Beliau tidak banyak yang nyampai ke otak untuk diingat. Jadi ya sekedar memastikan saja.

Per Malam kemarin, beberapa saat pasca si adik ditempatkan dalam inkubator, sebenarnya ia sudah menangis kencang. Ini saya dengar dari perawat yang memeriksa kondisi istri semalam, juga Dokter Astrie, istri pak Yande Putrawan sepupu saya, yang berkunjung ke kamar 210 pagi tadi. Dan Kini, sayapun menyaksikan langsung tangis bayi keTiga kami yang tampaknya sangat kehausan.

Sesuai penjelasan baik dari Dokter Rini semalam dan juga tiga perawat, bahwa Mutiara, demikian ancer ancer nama yang ingin kami berikan untuknya, masih menjalankan puasa 2×24 jam akibat kondisi yang terjadi padanya dari awal. Meski begitu, asupan makanan tetap diberikan lewat infus. Namun jangankan ia, rasanya kami saja yang sudah dewasa begini, meski diinfus rasanya belum lengkap tanpa minum saat dirawat. Kering… tapi karena ini memang sudah prosedurnya, ya dipercayakan saja.

Adik bayi sementara ditempatkan dalam inkubator sebetulnya untuk melihat perkembangan si adik, yang tadi itu sudah gak lagi mendapatkan asupan oksigen lewat selang di hidungnya. Jika kondisinya stabil, kemungkinan besok akan ditempatkan dalam boks bayi di luar alat. Selanjutnya, apabila perkembangannya bagus, bisa jadi adik bayi akan dipulangkan pada orang tuanya. Jadi bukan mengejar berat badan bayi sebagaimana tulisan saya sebelumnya.

Si Ibu masih menangis diluar, sedih melihat anaknya yang terbaring dalam inkubator. Ia kaget saat saya ceritakan kalo Gek Ara, ini nama panggilan yang kami rencanakan berdua, menangis kencang didalam. Padahal saat ditengok tadi, Gek Ara masih anteng dalam tidurnya. Bisa jadi Gek Ara menangis saat mendengar suara bapaknya yang memanggil namanya diluar boks inkubator, sambil menyanyikan tembang Putri Cening Ayu dalam lirih.

Gambar video yang diam-diam saya rekam di saku baju sepertinya lumayan banyak menyimpan gambar si kecil dalam diam dan tangisan. Saya tetap nekat lakukan meski sudah dilarang. Untuk memberikan kabar pada kakek neneknya juga dua kakaknya yang cantik dan lucu, juga suka bikin ribut itu. Hasilnya lumayan, meski tidak utuh terlihat, namun bisa memberikan senyuman pada siapapun yang menontonnya.

Waktu sudah semakin larut. Aku masih belum mampu pejamkan mata dalam keremangan ini, dan memilih untuk menuangkan semuanya dalam tulisan sebagai kenangan nanti.

Kangen ini benar benar terasa, kasihan pada Gek Ara, Mutiara kami yang baru dilahirkan, harus terpisah jarak demi kesehatannya yang terbaik. Kami selalu menunggumu disini ya Cantik, jaga kesehatanmu disana Nak… We Love You.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...