Skip to main content

Perkembangan Gek Ara sejauh ini

Sejak ia lahir, ia belum pernah mendapatkan pelukan hangat ibunya.
Sejak ia lahir, ia hanya dapat terbaring dalam boks inkubator di ruang Resti Rumah Sakit Puri Bunda.
Sejak ia lahir, ia sudah menemui banyak jarum suntik untuk memasukkan infus, mengambil darah bahkan transfusi demi menaikkan trombositnya.
dan Sejak ia lahir, ia belum pernah bertemu kakak kakaknya yang nakal.

Pande Nyoman Mutiara AnnikaDewi

Saat ini hanya nama tersebut yang kerap terbayang dan mulai rajin dilafalkan dalam setiap doa.
Gek Ara, demikian kami memanggilnya dalam setiap pertemuan, kunjungan bahkan cerita.

Mutiara adalah salah satu nama terusan yang kami berikan pada adiknya Mirah dan Intan. Tidak ada nama lain lagi yang mampu kami adopsi untuk menyamakan arti ketiga putri cantik ini. Tidak pula Akik sebagaimana dugaan salah satu om-nya yang jahil dari Pedungan sana. dan Ara adalah penggalan suku kata dari Mutiara.

Annika adalah nama pemberian ibunya. Artinya Kuat, Anggun, Mulia. Sesuai saran Ibu Merlyn, istrinda sepupu kami Putu Yadnya bahwa alangkah baiknya nama pemberian Ibu, bisa digunakan sebagai nama anaknya. Maka Annika pun jadi nama terusan bagi adiknya Gayatri dan Pradnyani.
Meski dilain waktu sempat pula ibunya mencetuskan nama Wikandari dari asal kata Wikan atau Pintar.
Tapi Kuat, memang sangat kami harapkan dari putri ketiga ini. Berharap ia akan memiliki fisik yang kuat, jiwa yang kuat dan hati yang kuat.

Selebihnya masih sama. Nama Pande untuk menguatkan bahwa ia merupakan sentana Warga Pande, Nama Nyoman sebagai tanda putri ketiga dan Nama Dewi untuk menguatkan unsur wanitanya. Selain merupakan putri dari ibunya, Alit Ayu Kusumadewi.

Pagi ini ia mendapatkan kesempatan untuk melihat dunia luar walaupun sebentar. Dekat Puri Bunda hanya untuk diRontgen, diantar Ambulance. Namun hal terbaik yang bisa kami dapatkan dari Mutiara adalah peluk dan cium sang Ibu pada putrinya ini meskipun hanya sesaat.

Disela proses Rontgen, boks inkubator dibuka. Gek Ara pun bisa bertemu Ibunya dengan leluasa. Meski tak sempat menggendongnya karena banyaknya selang yang menempel pada tubuh Ara, namun si Ibu sudah tampak sedemikian bahagia bisa memberikan peluk, cium dan sentuhan kasih sayangnya selama seminggu ini tertahan. Sementara saya hanya bisa memandangnya dari luar boks, karena hanya satu orang yang bisa mendampinginya.

Gek Ara di rontgen pagi tadi utk mengetahui penyebab bengkaknya perut dari semalam. Ada juga cairan berwarna hijau keluar dari mulutnya. Diagnosa sementara ada gangguan pada saluran ususnya.
Dari hasil rontgen nanti ada 2 alternatif yang kemungkinan diambil.
Meneruskan dengan obat kalau hanya terjadi pembengkakan pada usus…
atau Bedah jika terjadi kebocoran pada usus.
Siang ini rencananya akan dikonsulkan dgn dokter bedah anak yang kini masih bertugas di RS Sanglah.

Kami memang diharuskan belajar tabah kelihatannya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian