Skip to main content

Cerita tentang Putri keTiga kami

…Detak Jantungnya tidak mampu dideteksi oleh alat yang dipegang perawat saat Ibunya tiba di Rumah Sakit Puri Bunda sekitar pukul 4 sore hari Minggu kemarin, kamipun panik…

Hingga ia saat telah berada di luar pun, kami tak mendengar sedikitpun suara tangisnya… dan kami berdua memanjatkan doa pada-NYA untuk yang Terbaik bagi putri keTiga kami.

Bersyukur ada dokter Anestesi yang baru saja usai mengoperasi pasien. Juga Dokter Anak yang sedang tugas jaga sore itu. Adik bayi dengan segera mendapatkan penanganan.

Berselang beberapa menit, ditengah isak tangis sang Ibu, aku melihat adik bayi berangsur pulih. Kulitnya memerah, gerakannya mulai terlihat dan denyut jantungnya pun mulai terasa. Mata kecilnya pun masih terlihat lemah.

Putri keTiga kami lahir dengan selamat. Lewat Persalinan Normal.

Beruntung…
Sangat Beruntung kami bisa menjalankan kelahiran di Puri Bunda hari ini. 15 Februari 2015, sehari setelah hari Valentine. Ini adalah hadiah yang indah dari Tuhan untuk kami semua.

dan kamipun belum punya alternatif Nama untuknya.

Nyoman atau Komang Pande. Begitu kami memanggilnya sementara ini.

Diagnosa sementara, ada kemungkinan Oksigen belum sempurna masuk ke seluruh tubuh saat bayi dikeluarkan dari rahim sang Ibu. Sehingga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sejak awal Oksigen segera diberikan untuknya. Dan untuk 2×24 jam, akan diobservasi hingga kondisi bayi mulai stabil.

Bayi kami tidak lahir Prematur kata Dokter. Karena dari fungsi organ, sudah sempurna. Hanya saja karena berat badan kelahiran berada dibawah standar bayi normal, 1,9 kg maka sesuai saran Dokter, bayi dirawat di inkubator beberapa hari kedepan.

Disamping itu, bayi kami lahir dalam kondisi stress, ini kata kerabat yang mempelajari dunia kesehatan. Setelah dikabarkan bahwa air ketuban yang ada berwarna hijau. Bercampur dengan feses bayi didalam kandungan, yang menyebabkan ia memaksakan diri untuk keluar. Kemungkinan besar karena faktor sang ibu yang terlalu capek saat hamil.

Dari awal persalinan, kami sudah sampaikan pada dokter yang perawat disana, bahwa yang Terbaik kami minta untuk putri keTiga kami ini. Sehingga apapun keputusan yang nantinya akan diambil, kami percayakan pada mereka, ahlinya. Meskipun kedepannya akan banyak biaya yang dibutuhkan.

Sedih sebetulnya, putri ketiga kami tidak bisa ikut pulang Senin sore tadi. Kami diminta menitipkannya untuk dirawat di ruang Resti Puri Bunda, dengan waktu jenguk dua kali sehari. Harapannya adik bayi mampu pulih dengan baik, sehingga siap mendapatkan ASI dari ibunya. Ya, kami memang harus tegar kali ini.

Doakan adik Komang kami ya kawan-kawan…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian