Skip to main content

Liburan Panjang edisi Januari

Hujan deras mengguyur Kota Denpasar Selasa pagi 20 Januari 2015 sejak dini hari tadi, membatalkan semua rencana yang sudah kami susun rapi sejak kemarin. Efeknya, Mirah putri pertama kami memilih untuk tetap berada di balik selimutnya meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kosong sembilan. Sementara Intan putri kedua kami, meskipun sejak pagi sudah mandi dan wangi, iapun memilih leyeh leyeh bersama Bapaknya di tempat tidur sambil mimik susu.

Liburan Panjang edisi Januari

Empat hari sejak sabtu kemarin semua PNS *kalo tidak salah* mendapatkan edaran cuti bersama dalam rangka kaitannya dengan Rahinan gumi Siwaratri yang jatuh pada hari senin kemarin. Selasa jadi ikutan libur karena ada anggapan bakalan begadang pada hari Senin malamnya sehingga Selasa masih dapat beristirahat dengan baik.
Namun bagi kami, liburan panjang macam begini tentu gag akan dilalui begitu saja tanpa rencana. Meski sudah ada yang bisa berjalan, namun khusus hari ini semuanya buyar.

Olahraga bersama

Ini kali pertama saya bisa melakukan olahraga bersama anak-anak. Tujuannya sih sederhana, mengajak anak-anak refreshing di sore hari, meninggalkan semua rutinitas harian yang dilakoni nenek dan ibu mereka, sehingga dengan hilangnya kami dari rumah, mereka (nenek dan ibunya Mirah dan Intan) bisa meluangkan waktunya untuk beristirahat.
Rutenya hanya mengitari alun-alun Kota Denpasar sambil menengok puluhan ikan dan kolam tengah. Atau Lapangan Renon yang luasnya dua kali lipat, sambil nyariin siomay atau jagung bakar. Untuk yang terakhir ini, sayangnya belum kesampaian.

Melupakan Tugas

Sebenarnya liburan ini awalnya saya rencanakan untuk menghandle kerjaan yang terbengkalai, menarasikan 9 buku sejarah Puspem Badung yang dirangkum dari semua Notulen Rapat oleh Tim Koordinasi Pembangunan Puspem saat itu. Namun belum usai buku keempat, rasa bosan melanda hingga akhirnya saya memilih untuk bersantai bersama anak-anak, yang secara bergiliran mengganggu kerjaan saya dan pada akhirnya si Bapak pun terpengaruh. Ya sudahlah… kasian juga mereka dicuekin sejak awal kemarin.

Jalan-Jalan

Belum puas dengan sekedar ngempu anak-anak, saya memilih outing keluar rumah bersama keluarga. Baik yang skala kecil maupun besar. Tapi ya gag jauh-jauh sih, masih seputaran Denpasar dan sekitarnya. Makanya tempo hari sempat minta saran kawan seantero sosial media, buat mengetahui tempat makan favorit mereka biar bisa kami kunjungi. Rata-rata masih sejalan sih.
Akibatnya persoalan duit jadi sedikit boros, untuk makan, jajan hingga merembet ke hal-hal yang agak serius, persiapan kelahiran turunan ketiga. Dari beli rak bajunya, pakaian harian hingga bantal gulingnya. Biar gag rebutan dengan dua kakaknya nanti.

Belanja Online

Malas nyariin Tongsis ke tempat jualannya di seputaran Gatot Subroto Barat hasil hunting di OLX mantan Toko Bagus, atau kartu perdana Tri yang katanya bisa dobel pulsa, saya memilih Lazada untuk tempat belanja Online yang walopun sedikit mahal *meskipun sudah dapat diskon* tapi disitu barangnya bisa beragam, bisa lihat gambar fisiknya, dan yang terpenting ya Diantar ke rumah. Jadi ya bisa sambil leyeh leyeh nungguinnya seminggu kedepan.
Ini sudah transaksi keenam kalo gag salah dengan Lazada. Kali ini saya lagi iseng nyariin Tongsis yang pake Bluetooth hasil pendalaman saya dengan seorang kawan di akun Whatsapp, juga kantong pouch kecil untuk diselipkan di pinggang saat malas membawa tas hanya untuk menyimpan barang-barang ukuran mini macam flash disk atau penganan *eh
Selengkapnya nanti deh saya cerita lagi

Melupakan BPK

Hari senin kemarin sedianya BPK bakalan turun di Pemkab Badung, kaitan pemeriksaan kegiatan tahun 2014. Tapi lantaran libur panjang begini, semua seakan terlupakan. Dan sayapun memang lagi belajar untuk EGP ‘Emang Gue Pikirin’, mengingat semua kerjaan itu sebenarnya sudah bikin pusing selama dua tahun ini dan memilih untuk melupakannya demi kesehatan. Telepon semua di AirPlane mode-kan dan mengkoneksikannya dengan Wifi Rumah biar bisa internetan. Tapi sekalinya diaktifkan, telepon dari dua anggota Dewan langsung masuk dan merangsek minta tambahan jatah ruas jalan lingkungan. Weleh…

Liburan Panjang sudah hampir usai. Kira-kira kapan lagi yah ada yang beginian ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian