Skip to main content

Persiapan menuju Dharmawecana Yowana Paramartha Warga Pande

“Ide-ide briliant biasanya akan muncul saat detik-detik terakhir kegiatan…”

Demikian bunyi sebuah pesan yang disampaikan oleh Ketua Panitia Dharmawecana Yowana Paramartha Warga Pande, I Made Dego Suryantara beberapa hari lalu. Dan itu benar adanya.

Kami sendiri sebenarnya membayangkan bahwa apa yang akan kami laksanakan kali ini, kelak bisa berjalan dengan sederhana dan minimal mampu memberikan sedikit pengalaman tambahan dalam berorganisasi dan bersosialisasi dengan pesemetonan Warga Pande. Namun dalam kenyataannya malah lebih dari itu.

Semua usaha yang telah dilakukan oleh keluarga Besar Semeton Warga Pande Desa Ubung hingga pukul 01.00 dinihari tadi benar-benar membuat kejutan besar atas semua pengharapan kami sejak awal. Sedari sambutan, penyampaian hingga perwujudan semua ide dekorasi yang beberapa waktu lalu sebenarnya masih ragu kami pinta.

Tidak tanggung-tanggung. Dari beberapa daftar yang kami pesan saat pertemuan di hari Minggu malam, 8 Januari lalu di Pura Penataran Pande Ubung, dapat terwujud dengan baik dan hadir dengan banyak tambahan dekorasi lainnya. Bahkan beberapa Rencana tambahan untuk datang lebih pagi di hari Minggu pagi saat kegiatan akan dilangsungkan, rupanya bisa diselesaikan lebih awal meski harus menghabiskan waktu sejak pukul 10 malam hingga 01.00 dinihari.

Terlepas dari beberapa persiapan yang dilakukan oleh keluarga Besar Semeton Warga Pande Desa Ubung untuk mendekorasi ruangan gedung GOR Permata, yang patut diacungi pula dengan dua jempol adalah persiapan yang dilakukan oleh Panitia Dharmawecana sejak awal pembentukan. Baik itu untuk urusan Konsumsi, hal paling vital yang ditangani langsung oleh saudara PiP Ariadi, hingga penggalian dana yang dilakukan Bli Wayan Ande Tamanbali secara door to door di seputaran Gianyar secara intensif.

Semangat ngayah yang dilakukan dua Semeton pande ini tentu saja membuat semangat semeton lainnya makin bertambah untuk habis-habisan melaksanakan persiapan Dharmawecana kedua kali ini. Katakan saja Semeton Yowana Kabupaten Tabanan yang tak kenal lelah datang jauh-jauh untuk menghadiri Rapat Koordinasi secara intens ke Kota Denpasar hingga larut malam, atau Teruni Pande yang selalu mendatangkan angin segar bagi para Terunanya dalam setiap prosesi kegiatan. Satu pola yang kemudian kami harapkan mampu bertahan hingga kami semua berkeluarga nanti.

Umbul-umbul merah kini telah tampak berjajar di sisi jalan sekitar Banjar Sedana Mertha, lokasi GOR Permata Ubung, tempat dimana Dharmawecana kali ini dilaksanakan. Sebagai pertanda bahwa kami Generasi Muda Pande telah siap untuk ikut serta meng-Ajegkan Bali dengan cara yang mampu kami lakukan.

Jadi, bagi rekan yang mengaku merupakan Generasi Yowana Warga Pande, tentu saja wajib datang dan hadir di Minggu pagi 15 Januari 2012. Jangan sia-siakan usaha kami untuk berusaha berbuat meski sedikit untuk masa depan bersama. Kami akan tunggu kalian di lokasi…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian