Skip to main content

Selamat dan Sukses untuk Launching LPSE Badung

Akhirnya jadi juga…

Setelah menanti tarik ulur selama tiga bulan terakhir, apa yang kami nanti dan harapkan terwujud jua. Launching unit baru di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, yang telah dirintis sejak awal tahun, oleh Bapak Bupati Badung bersama Direktur e-Procurement LKPP Ikak G Patriastomo dan Prof. Ir. Himawan Adinegoro, M.Sc., DFT., Senin 27 Desember 2010. Disamping itu, dilakukan pula kunjungan ke Gedung Unit LPSE Badung yang didampingi oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ir. Dewa Made Apramana, sembari meninjau kesiapan infrastrukstur dan operasional LPSE.

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan Sosialisasi PerPres no.54 yang kelak akan menjadi panduan atau buku sakti Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, kepada seluruh jajaran Panitia dan Pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.

LPSE atau yang dikenal dengan unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah secara Elektronik, dibentuk oleh LKPP atau Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah  sebagai tindak lanjut salah satu tugas yang diembannya  yaitu  untuk mengembangkan sistem informasi serta melakukan pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. LPSE Pemerintah Kabupaten Badung sendiri merupakan salah satu dari 35 LPSE yang tersebar di 19 provinsi dan melayani 47 instansi di Indonesia, mengawali langkah dengan melaksanakan kegiatan TOT (Train of Trainer) sekitar bulan Maret 2010 lalu.

Banyak hal yang kemudian kami persiapkan pasca pendidikan atau TOT tersebut, diantaranya membuat PerBup untuk mengatur pembentukan unit dan pengelola, melatih dan menularkan ilmu kepada puluhan sumber daya yang kami miliki, hingga penyiapan gedung yang akan digunakan sebagai operasionalnya nanti.

Masalahnya, dalam perencanaan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, unit ini tidak termasuk hitungan untuk mendapatkan gedung unit baru. Itu sebabnya, untuk operasional unit LPSE diberikan keleluasaan untuk memilih salah satu dari sekian gedung tak terpakai di areal lama. Namun, untuk bisa untuk menyulap gedung dari yang tak terpakai hingga siap pakai bukan merupakan hal yang mudah. Butuh banyak pemikiran, tenaga dan biaya. Bersyukur, rekanan yang menjadi pemenang tender renovasi gedung ini bekerja secara total (Terima Kasih Pak Wayan Sarna), walaupun hingga H-1 rencana Launching. Demikian halnya dengan rekanan yang menjadi pemenang pengadaan komputer, jaringan dan lain-lain, bekerja tidak kalah seriusnya. Jujur, saya salut pada mereka.

Saya masih ingat ketika untuk pertama kalinya sampai dan melihat langsung gedung ini secara langsung, tak ubahnya gedung berhantu. Ups… tapi memang, dari kotoran, debu, plafond bocor hingga lantai yang retak cukup membuat saya keder untuk berlama-lama. Tapi kini ? gedung ini telah menjadi kantor kedua yang tak kalah asyiknya. Enam belas komputer berjaringan LAN siap pakai ditambah enam unit lainnya yang diperuntukkan bagi operasional pengelola, dan sepuluh unit NoteBook premium plus koneksi mobile, ditambah perangkat free wi-fi, membuat kami betah untuk duduk manis sembari menunggui rekanan bekerja. Waktu luang yang biasanya saya dapatkan saat berkantor di Dinas Bina Marga pun, dengan ‘sukarela’ saya alihkan kemari. Rasanya sayang kalo koneksi gratisan ini dilewatkan begitu saja.

Kembali pada unit LPSE Pemkab Badung, sebenarnya masih banyak hal yang harus kami sempurnakan pasca Launching ini. Dari setup Genset untuk menyiasati mati listrik pada unit Server, menambah kenyamanan pada masing-masing ruangan yang minim furniture, hingga menambah daya koneksi yang kini masih terhitung lelet untuk sebuah unit berbasis elektronik.

Meski demikian, ada satu hal yang patut kami syukuri. Yaitu, mimpi-mimpi persiapan Launching yang dahulu kerap menghiasi pikiran kami hampir setiap harinya, kini sudah bisa kami lupakan. Setidaknya ini bisa mengurangi beban kami untuk sementara. Dan untuk selanjutnya, kita lihat saja…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian