Beberapa hari pasca tulisan ProBook tempo hari, seorang teman menghubungi saya per telpon. ‘ketimbang Compaq-nya jarang dipake, buat saya saja ya’ pintanya. Well, setelah berdiskusi sebentar dengan Istri, tu Compaq akhirnya saya lepas awal Desember kemarin. Dibandingkan dengan harga beli dan rentang waktu pemakaian, jelas saya rugi bandar, tapi ketimbang gag dipake-pake, ya mending dijual saja, bathin saya.
Maka segera setelah instalasi ulang, Compaq CQ40 yang telah menemani hari-hari saya setahun terakhir, ditukar dengan 25 (dua puluh lima) lembar uang merah Proklamator. Kondisinya masih tergolong baik, mengingat Compaq milik teman yang dibeli Desember tahun lalu, mengalami dead pixel pada layar monitor bagian bawah.
Atas saran Istri, sayapun mengambil HP Mini 10” milik YanDe Putrawan yang baru berusia 2 minggu, dan rencananya bakalan dibawa kalo lagi mobile. Kan sayang kalo musti nenteng HP ProBook yang notabene merupakan Investaris milik Kantor (unit LPSE). :p Malu kalo musti bergaya dengan Laptop Dinas. Hehehe…
Untuk ukuran laptop, HP Mini benar-benar kompak. Bahkan bisa masuk dalam tas kecil yang sedianya saya gunakan untuk menyimpan ponsel, dompet, atau kamera saat berada diluar rumah. Hanya saja, agar gag pake ribet membawa serta Charger yang lumayan mengambil ruang, ni HP Mini musti Fully Charged tiap kali saya bawa.
Diperlukan sedikit penyesuaian kebiasaan untuk dapat menggunakan HP Mini dengan baik. Terutama untuk navigasi, backspace dan tombol fungsi (fn). Navigasi lantaran jarak untuk tiga tombol yang berderet nyaris sama dengan dua tombol pada HP ProBook, BackSpace yang kerap salah pencet dengan tombol +/= dan tombol fungsi (fn) yang terbalik (gag perlu menekan tombol fn dan fungsi ketika menjalankan perintah).
Sayangnya, resolusi maksimum layar monitor yang diijinkan hanya sampai pada 1024×600 pixel. Hal ini menimbulkan sedikit kesulitan ketika berhadapan dengan beberapa aplikasi yang tidak mendukung ukuran jendela ‘Maximize’. Untuk menyiasatinya, khusus ketika aplikasi-aplikasi ini dijalankan, Taskbar yang notabene berada di sisi bawah layar, saya setting ‘autohide’, agar aplikasi yang berjalan dapat dilihat dan dioperasikan dengan baik.
Kendati OS yang digunakan adalah Windows 7 Home Edition, Tidak banyak kendala yang saya temui ketika menyuntikkan aplikasi-aplikasi yang saya butuhkan mutlak tersedia dalam sebuah laptop ’kerja’. Termasuk diantaranya AutoCAD dan driver beberapa printer.
Overall, HP Mini yang saya gunakan ini kelihatannya sangat layak untuk dibawa kemana-mana menggantikan posisi HP ProBook yang kelewat besar dan berat. Lumayan untuk membunuh waktu menunggu atau hanya sekedar nge-Blog dan berselancar didunia maya. Apalagi untuk koneksi, sudah tersedia Wifi yang siap digunakan dimana saja. Meskipun saya harus mengorbankan keasyikan bermain Games lantaran spesifikasinya yang gag semumpuni HP ProBook.
Comments
Post a Comment