Skip to main content

5 alasan Mengapa Pantas Membeli Ponsel China

Masih menyambung tulisan saya sebelumnya tentang serbuan ponsel ber-keypad QWERTY dalam rangka meramaikan pangsa ponsel yang ‘bisa internetan, facebook dan chatting…’, ternyata hasil perburuan saya tersebut lebih didominasi oleh kehadiran ponsel China ketimbang brand yang sudah mapan.

Bisa dimaklumi, lantaran keberadaan ponsel China lebih banyak mendompleng (baca:plagiat) keberadaan brand ponsel papan atas terutama dari segi desain perwajahannya. Berbanding terbalik dengan fitur dan kemampuan yang ditawarkan. Walo begitu tetap saja brand ponsel China tetap disukai oleh pengguna ponsel tanah ar. Hmm… Kenapa yah ?

Seakan mencoba menjawab pertanyaan tersebut, kali ini saya ingin memberikan 5 (lima) alasan, mengapa pantas untuk membeli Ponsel China. Silahkan simak berikut ini :

1. Harga Murah
Bagi sebagian besar pengguna ponsel ditanah air bisa jadi aspek value menjadi dasar pertimbangan pertama sebelum memutuskan untuk membeli atau mengganti ponsel yang dimiliki saat ini dengan ponsel terkini. Termasuk saya salah satunya. Hwahahaha….

Ponsel China dikenal dengan harganya yang murah. Apabila dibandingkan dengan brand ponsel papan atas seperti Nokia atau Sony Ericsson pada jenjang harga yang sama, bisa jadi fitur yang ditawarkan oleh brand ponsel China jauh lebih oke. Tentu saja jangan menyamakan kualitasnya dengan ponsel brand papan atas yang memiliki fitur yang sama.

2. Desain Menawan
Siapa yang gag pengen dipandang sedkit berkelas oleh tetangga sebelah baik saat nongkrong maupun bergaul. He… Bukan rahasia lagi kalo brand ponsel China rata-rata mengadopsi perwajahan terinspirasi (lagi-lagi baca: Plagiat) dari desain ponsel papan atas macam Nokia hingga iPhone dan BLackBerry.

Tapi, siapa yang kuat kalo musti ditebus dengan tabungan gaji setaun ? Jadi berterimakasihlah pada brand ponsel China yang mampu mencontek desain briliant ternama dan cukup ditukar dengan uang gaji sebulanan. He…

Dari sekian banyak brand ponsel China yang ada barangkali hanya brand IMO yang mampu meniru desain brand papan atas secara sempurna. Katakanlah IMO B9000 yang plek banget dengan seri BLackBerry BoLD atau IMO G910 yang plek dengan Nokia E71. IMO G9 yang nyaris serupa dengan Nokia Communicator E90, IMO TV500 yang mencontek habis desain Nokia E51 dan IMO L600 serupa tak sama dengan Nokia E66 terbaru…

3. Layar Sentuh
Sekitar tiga sampai empat lalu yang namanya ponsel masih jarang mengadopsi layar sentuh sebagai media input, selain keypad konvensional yang telah tersedia. Teknologi layar sentuh lebih banyak digunakan oleh PDA (Personal Digital Assistant) yang identik dengan ponsel hign-end dengan harga mahal.

Sebaliknya kini dengan kisaran harga 1-2 juta, yang namanya teknologi layar sentuh sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar pengguna ponsel ditanah air. Apalagi kalo teknologi tersebut didukung oleh desain wajah ponsel yang tak kalah menarik. He…

4. TV Analog
Ponsel China itu nyaris identik dengan ponsel TV. Inilah rata-rata alasan utama mengapa para pengguna ponsel ditanah air kepincut untuk ikut-ikutan memiliki, setelah barangkali diperlihatkan oleh rekan lain saat berada di area minim listrik dan tak memungkinkan untuk membawa dan menonton televisi segede gajah. Katakanlah di tengah sawah misalnya. Hehehe…

Ada juga yang lebih memilih membeli ponsel TV ketimbang ponsel mewah, padahal jelas mereka mampu untuk memilikinya. Alasannya sederhana, biar bisa nonton GP seandainya berada dalam suasana rapat warga. Hehehe…

5. Brand yang beragam
Bisa dikatakan serbuan brand ponsel China ditanah air bagaikan jamur yang tumbuh silih berganti. Begitu yang satu rontok, yang lainpun bermunculan. Pernah denger brand ‘ToCall’ ? He… itu brand terakhir yang terdaftar loh…

Fenomena ini mirip dengan serbuan motor China beberapa tahun lalu. Padahal isi dan jeroannya gak jauh beda, tapi brand yang mengusungnya beragam. Masing-masing punya trik untuk menggaet pelanggannya. Dari yang rame digunakan ‘bisa internetan, facebook dan chatting…’ hingga ke ponsel ‘bling-bling’ untuk menyebutkan rilis ponsel full lampu hias disekujur bodi ponsel.

Demi mendapatkan pelanggan loyalpun antar brand malah saling berlomba untuk menawarkan harga rendah pada produk mereka.

Ngomong-ngomong soal brand ponsel China, kalo yang diatas tadi itu adalah 5 (lima) alasan mengapa pantas untuk membeli Ponsel China, simak tulisan saya berikutnya sebelum benar-benar memiliki keyakinan untuk memiliki ponsel China. He…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian