Skip to main content

TemPat NongKrong Fave-nya PanDe Baik

Menyambung tulisan saya sebelumnya soal ide untuk menghangatkan kembali milis dan juga BLoG, minimal melahirkan satu tulisan yang kurang lebih memiliki tema yang sama antar satu dengan lainnya. Istilahnya kalo ndak salah Thematic Posting. Kali pertama yang dilemparkan adalah ide Tempat Nongkrong.

Ngomongin tempat nongkrong, sebenarnya gak ada tempat yang spesial bagi saya pribadi yang bisa dijadikan sebagai tempat nongkrong. Bukan karena gak ada yang asyik tapi karena saya emang jarang punya waktu buat nongkrong. Hahahaha…

Akan tetapi, demi menghormati ide rekan-rekan anggota milis yang sudah bersusah payah mencari ide dan mengupayakannya agar bisa terwujud, bolehlah saya ikut serta urun cerita. He… Sekedar meramaikan saja.

Tempat Nongkrong yah ? Dalam tiga puluh tahun usia saya kini, bisa jadi dan bisa dikatakan periode paling banyak digunakan untuk Nongkrong adalah periode perkuliahan saat di Arsitektur Udayana dulu. Namun Nongkrong disini bukan diartikan sebagai ‘ngobrol ngalor ngidul atau bengong karena gak punya kerjaan, tapi Nongkrong untuk beristirahat sejenak dari rutinitas tugas, ngumpul bareng temen bertukar ide (untuk tugas kuliah yang sedang dikerjakan) atau bisa juga sekedar isi bensin (nambah energi buat begadang). Maklum, saat itu yang namanya anak Arsitektur itu udah terkenal banget dengan urusan begadang bikin tugas.

Adapun tempat-tempat yang paling rajin disambangi adalah Pasar Kereneng. Bukan pasar malamnya, tapi Pasar dini hari. Biasanya sebagian anak-anak pada kabur begitu jam menunjukkan pukul 1 dini hari, selain untuk mengantisipasi mata yang mengantuk (jam-jam rawan) juga untuk isi bensin dan penyegaran ide. Sebagian lagi baru kabur pas jam 3 pagi sekalian pulang dan bersiap kuliah.

Pasar Kereneng dini hari menyediakan soto sapi dan juga nasi bungkus plus kopi ataupun minuman penghangat badan instant. Bagi saya pribadi sih itu sudah lebih dari cukup, karena selain makanan disediakan pula tempat yang lumayan luas (berhubung di areal tersebut hanya ada dua tiga pedagang) untuk sekedar ngumpul bareng teman. Sajian khas disini adalah telur mentah yang dicampur merica, diaduk dan langsung diteguk. Kata teman saya ramuan tradisional tersebut bisa menambah energi buat begadang loh. He…

Tempat lain yang biasanya disamperin sebetulnya gak ada yang spesial. Yang penting ada nasi bungkusnya, serta tempat yang lega buat duduk untuk ngumpul berbagi kesulitan pembuatan tugas. Biasanya tempat-tempat seperti ini bisa ditemukan disepanjang jalan Diponegoro atau jalan Setiabudi juga dagang nasi Jenggo Gajah Mada. Bisa juga yang ada didekat-dekat rumah teman yang dijadikan tempat ngumpul bikin tugas bareng.

Pasca perkuliahan, bisa dikatakan saya makin jarang nongkrong bareng teman. Mungkin karena masing-masing sudah punya kesibukan, faktor pacar dan lingkungan. Saya sendiri pada periode ini sempat mengalami masa-masa sibuk sebagai pengurus Sekaa Teruna Teruni Banjar Tainsiat. Jadi bisa dikatakan juga kalo teman-teman yang saya ajak nongkrong ya mereka yang diajak ikut serta dalam berbagai kegiatan yang bakal dilaksanakan.

Salah satu tempat yang biasanya digunakan tebagai tempat nongkrong ya dagang nasi di jalan Setiabudi. Biasanya buka pada jam malam, lokasinya disisi kiri (barat) jalan begitu berbelok dari arah jalan Wahidin atau Gunung Agung. Sajiannya beragam, jadi bisa milih apa yang kita mau.

Tempat-tempat lain yang disambangi paling-paling yang lokasinya disekitar Bale Banjar Tainsiat, seperti nasi goreng jalan Patimura, atau dagang bubur kacang ijo depan rumah saya yang juga menyediakan bakso dan sate ayam. He… Lokasi ini diluar yang digunakan sebagai tempat mabuk-mabukan loh ya. He…

Nah, terakhir Periode berkeluarga bisa dikatakan nongkrong gak lagi masuk dalam daftar kegiatan saya. Yah, karena adanya faktor anak yang musti dijaga bergantian juga karena faktor pekerjaan dan kuliah.

Walau begitu kadangkala nongkrong sempat pula dilakoni terutama saat ‘ada kematian warga. Tempat nongkrongnya ya dirumah Warga tersebut. Huahahaha…. Jam nongkrongnya biasanya setelah jam 8 malam hingga jam 12 atau sampe pagi kalo memang dapet tugas jaga sesuai giliran regu. Kalopun lewat tengah malam biasanya dapet jatah nasi plus minum tambahan. Suasana nongkrongpun beragam, ada yang asyik maen kartu (cekian, remi hingga spirit) ada juga yang ngobrol ngalor ngidul sekedar menikmati waktu menunggu jam pulang. Saya sendiri biasanya disela obrolan asyik dengan ponsel atau PDA yang setia menemani dengan fitur internetan, fesbuk juga email. Huahahaha….

Tempat nongkrong lainnya terutama pada jam kantor, paling favorit bagi saya adalah dilokasi kegiatan proyek. Sambil membawa tas ransel yang berisikan laptop plus sesekali jeprat jepret kamera, memungkinkan saya untuk kabur dari rasa bosan yang melanda suasana kantor. Begitu pula bisa dijadikan sebagai alasan paling akurat dan terpercaya, apabila lagi pengen pulang selidan (baca:lebih awal). Huahahahaha….. Tidak disarankan nongkrong dalam jumlah banyak. Selain dikira demo, khawatir malah disangkain tukang atau buruh. Hayo kerja kerja kerja….

Selain itu nongkrong bisa juga dilakoni saat liburan dan dilakukan di rumah mertua. Huahahaha…. Disini disediakan kopi atau teh hangat dan juga senyum manis Istri, berhubung sesekali bisa pulang kampung. Huahehahehihihi….

Udah ah, kok tulisan ini tambah ngawur aja sepertinya, khawatir malahan dicela oleh teman lain yang sudah berkenan mampir seperti dugaan saya sebelumnya.

SaLam dari Pusat KoTa DenPasar.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian