Skip to main content

antara Facebook dan ngeBLoG

Pertama, apa yang bakalan saya tulis bukanlah mengisahkan awal mula lahirnya Facebook apalagi BLoG. Karena memang saya gak punya pengetahuan soal itu dan karena sudah ada rekan BLoGGer BaLi yang memaparkannya jauh lebih dulu. Untuk awal mula Facebook, bisa dilihat di BloGnya Hendra WS, sang mentor saya perihal hosting menghosting. Sedang awal mula BLoG, yah, search sendiri di mbah Google aja. Dijamin dapet. Hehehe…

Sebetulnya bisa dikatakan, saya itu tergolong baru untuk mengenal Facebook sebagai sebuah sarana berbagi kabar dengan rekan-rekan yang ingin mengenal saya maupun yang ingin saya kenal.

Kalo sebelumnya yang saya tau komunitas berbagi itu adalah Friendster, itupun setelah diundang oleh seorang rekan sekaligus senior saya di kuliahan terdahulu, bli Made Subrata mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur tahun 97an kalo ndak salah ya De ? Desu, gitu ID BeLiau ini tampil di FS saat itu.

Perkenalan saya dengan FS ini gak lama, karena memang jujur aja, saya gak ngerti dan aneh aja ngliat foto diri sebegitu narsisnya dengan pede nampang dan diliatin orang lain. At last, tanpa pikir panjang, account di FS saya hapus dengan segera. He…

After that, saya sempat gabung di milis komunitas BaLi BLoGGer yang merupakan ajang ngumpul secara online anak-anak BLoGGer BaLi atas undangan sang jendralnya sendiri Om AnTon Muhajir. Orang ini pula yang mengenalkan saya pada komunitas Facebook saat sang calon Presiden Amerika Serikat, Obama, yang waktu itu memanfaatkan Facebook sebagai salah satu tempat kampanye. Sempat kehilangan mood bahkan, saat mencoba mendaftarkan account, karena yang terbayang paling pertama ya ‘gak jauh beda dengan FS’.

Gabung di milis BaLi BLoGGer pulalah yang membuat saya sedikit demi sedikit mulai familiar dengan Facebook. Yang membuat aktifitas saya dalam keseharian saat nge-net jadi bertambah satu lagi, yaitu mengelola account Facebook.

Memang, memasuki dunia Facebook pada awalnya memerlukan mood yang tinggi. Karena selain dibutuhkan pengertian akan isi Facebook itu sendiri, untuk koneksi juga menjadi kendala. Apalagi kalo bukan terkait dengan ‘Volume Based’ 1 GB yang ditebus setiap bulannya sebesar 108 ribu rupiah.

Yah, begitu memasuki dunia Facebook, mata harus tetap memantau volume data yang dihabiskan. Bukannya gimana, tapi sejam bisa menghabiskan volume 15 MB, hanya untuk bertukar kabar ? Suatu hal yang mengagumkan mengingat aktifitas nge-BLoG saya sebelumnya hanya menghabiskan tak sampai 5 MB untuk setiap jam nge-net plus chat via YM tentunya. Tapi okelah. Semua itu untuk pembelajaran.

Dengan laju aktifitas sebagai Facebooker (sebutan bagi mereka yang punya account di facebook) yang gak begitu menarik, sempat terbersit keinginan untuk menyudahi account seperti yang saya lakukan pada FS terdahulu. Yah, barangkali karena pada dasarnya saya emang gak terlalu hobi untuk bernarsis-ria, menampilkan foto diri begitu pedenya di tampilan dunia maya, apalagi diliatin oleh banyak orang. Wuiiihhh….

Namun berhubung saya yang kini sudah lepas (out) dari milis BaLi BLoGGer lantaran tersandung satu dua hal yang tak ternyata tak asyik lagi, mau tak mau cuman Facebook-lah satu-satunya sarana bagi saya agar tetap terhubung dengan rekan BLoGGer BaLi. Terutama para Jendralnya. Om Anton dan tentu saja Hendra sang mentor, plus Dokter Cock yang membidani kelahiran BLoG saya ini. Maka, saya putuskan Facebook tetap saya pantau meski tak setiap hari. Berbeda dengan aktifitas utama BLoG yang memang tetap asyik saya jalani selama hampir tiga tahun ini.

Hasrat untuk tetap mempertahankan account di Facebookpun jadi makin besar begitu melihat beberapa rekan masa sekolah dan kuliah dahulu ternyata aktif di komunitas ini. Ya, disinilah saya bisa bersua lagi dengan sobat paling oke saat masa SMA dahulu, Agus Suadnyana. Termasuk sobat yang udah kayak sodara saat masa-masa kuliah di Arsitektur, Putra Wiarsa dan istrinya pula. Awesome ! Tak lupa teman saya sedari SD hingga kuliah, yang tempo hari mengundurkan diri dari kuliah Pasca Sarjana, Kusuma Dewi.

Bahkan tak Cuma itu. Saya juga akhirnya bisa sua brother yang umurnya cuman beda sehari, tapi bodi sama-sama guede, Budi Windhu. Yang akhirnya mengantarkan saya pada rekan-rekan kuliah yang lainnya, termasuk sobat saya Ary Karuna, seorang rekan kerja beberapa saat terakhir sebelum saya membelokkan arah menjadi PNS. Yah, sobat saya ini termasuk paling spesial, berhubung akhirnya saya mengetahui bahwa ia-lah yang menjadi rival terbesar saya dalam merebut hati gadis pujaan saya selama masa kuliah, yang kini telah menjadi Istrinya. He…

Tak lupa terakhir kemarin, saya menemukan makhluk aneh yang setahu saya punya hobi mengoleksi gambar, video dan apa saja yang ada gadis cantiknya. Hingga menempelkannya pada pintu juga dinding kamarnya. Edan ! Makhluk ini pula yang mengenalkan pada saya, betapa asyiknya dunia komputer itu. Terutama saat-saat kami tukeran software, baik hasil hunting hingga mengoleksinya dari majalah CHIP. Ya, Vidy. Punya nama RianDy NoVianto. Nama aselinya yang samar-samar saya ingat dikepala.

Walaupun saya begitu gembira bisa bersua dengan banyak rekan dan sobat terbaik saya, sebaliknya saya begitu tak tertarik apabila mendapatkan invitation dari rekan lain, baik itu nge-games bareng, ikutan satu petisi atu sekedar tantangan apalah. Termasuk beberapa kiriman makanan (digital-tentu saja tak bisa dimakan. Cukup gelek gelek gen) yang hingga kini tak juga saya mengerti apa maksudnya.

Maka saat saya mendapatkan kiriman, undangan hingga ikutan quiz, semua itu saya terima saja trus saya lewatkan. Gak dilanjutin hingga beres. Huahahahaha….

Terkait kerisihan saya akan sifat narsis para Facebooker, hingga hari inipun saya masih belum mampu menampilkan wajah aneh saya pada fitur album foto di Facebook. Cukuplah isinya foto putri kami, MiRah GayatriDewi dan beberapa gambar iseng sekedar untuk berbagi saja.

Khusus untuk foto profile, saya pilihkan yang khusus yaitu wajah Preman saya lengkap dengan badge penjahat. Sayang saya tak secanggih rekan lain untuk menampilkan wajah ndeso saya dalam balutan penjahat kelas berat. Maka jadilah wajah dalam profile saya itu malahan mirip penjahat kampungan yang kerjanya nyuri celana dalam wanita. Huahahaha….

psst… terakhir malahan saya bisa sua dengan barisan dosen muda Fakultas Teknik yang kini rata-rata sudah menyandang gelas Master dan Doktor. al. Gung Yana, Yudantini, Acwin dan juga Diasana. Wah wah wah… siiiipp dah.

> Bagi rekan yang kenal dengan PanDe Baik lewat BLoG ini dan belum mengetahui kalo saya juga ikutan mundukung aktifitas ‘Narsisme’ via Facebook, silahkan search ‘pandebaik’. Yah, barangkali saja ada diantara rekan-rekan yang pengen tahu seperti apa sih wajah preman kampung sang pemilik BLoG ndeso gak penting ini ??? He… Silahkan dilanjuti…. <

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian