Skip to main content

KIM Fakultas Teknik tahun 2009

Apa yang akan terlintas dibenak saat melihat pemandangan seperti foto dibawah ini ?

Pemukiman kumuh ? Rompok pendatang tanpa identitas ? Atau malah seperti saya, mengingatkan pada suasana KIM (Kemah Ilmiah Mahasiswa) yang dilakukan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik setiap tahun penerimaan mahasiswa Baru. Satu ajang balas dendam antara para senior ke para juniornya. Paling gak ada hukuman fisik, bentak-bentakan ataupun tekanan mental. He….

Yah, foto diatas tadi hanyalah foto perkemahan sebagai tempat tinggal sementara bagi para buruh/pekerja di dekat areal poyek Pemerintah, dalam hal ini pada Proyek Penanggulangan Banjir untuk Kawasan Dewi Sri Kuta dan sekitarnya.

Kalopun mau melihat kebelakang, empat tahun lalu disepanjang jalan Dewi Sri teryata masih berupa sawah yang kemudian dilalui oleh berbagai alat berat dengan ratusan kubik limestonenya sebagai pondasi jalan raya. Kalo ndak percaya, bisa kok ditengok di Google Earth. Sebagai perbandingan yang bisa saya lakukan dan yakini adalah kondisi areal Puspem Kabupaten Badung yang masih berupa sawah dan sedikit limestone (kurang lebih tahun 2004).

Empat tahun, lantas merubah sepanjang areal jalan Dewi Sri mulai dijejali bangunan modern nan mewah (apalagi apartemen yang sedang dibangun di ujung jalan Dewi Sri). Satu perkembangan pesat tentunya. Membuat saya berandai-andai, kira-kira kalo seumpamanya kegiatan KIM tadi masih tetap dilakukan hingga tahun penerimaan mahasiswa baru enam bulan lagi, dimana yah, para Panitianya bakalan mencarikan lahan yang mendukung prosesi berjalanannya proses dan program yang diemban nantinya.

Pastinya yah minimal di daerah terpencil, tertinggal, yang gak ada sarana air bersihnya (seperti yang saya alami di Tahun 1995) apalagi air minum yang layak….

Bukan malahan diseputaran daerah Kota Denpasar apalagi Badung. Hahahaha…. kalopun beneran sampe di daerah Badung apalagi Kuta, dijamin bayangan saya akan pemandangan pelaksanaan KIM bakalan seperti foto diatas. Hahahaha……

> PanDe Baik hanya ingin sedikit bernostalgia dengan suasana KIM tahun 1995 lalu, setelah melihat suasana perkemahan buruh/pekerja disekitar kantor Direksi Keet untuk proyek Penanggulangan Banjir di Kawasan Dewi Sri dan sekitarnya. <

Salam dari PuSat KoTa Denpasar

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja